Sabtu, 27 November 2010

dasar akuntansi

BAB I
LINGKUP AKUNTANSI
A.    Pengertian akuntansi
Akuntansi  ialah proses pengidenfikasikan data keuangan,memproses pengolahan dan penganalisisan data yg relevan untuk di ubah menjadi informasi yg dapat digunakan untuk pembuatan keputusan.
B.     Tujuan akuntansi
Tujuan utama akuntansi ialahmenyajikan informasi ekonomi dari suatu entitas kepada pihak-pihak yg berkepentingan.yg dimaksud dengan entitas ialah badan usaha/perusahaan/organisasi yang mempunyai kekayaan tersendiri.
Tahap dalam proses akuntansi mencakup:
1.     
5.      penahsiran[analyzing]. pencatatan [recording] transaksi-transaksi keungan.
2.      pengelompokan[classification].
3.      pengikhtisiaran[summarizing].
4.      pelaporan[reporting].

C.    Peran akuntansi dalam perusahaan
Akuntansi merupakan alat untuk menghasilkan informasi,yaitu informasi  keuangan yang berupa    laporan  keuangan.laporan keuangan ini berguna untuk hal berikut:
1.      Informasi akuntansi sebagai alat komunikasi antara management dengan pemegang saham/dengan para pemangku kepentingan.
2.      Informasi akuntansi sebagai alat pertanggungjawaban para pengelola sebagai      yang di tunjuk oleh pemilik perusahaan,atas usaha-usahanya/tindakan dalam suatu priode tertentu.
3.      Informasi akuntansi sebagai data untuk melekukan perencanaan
4.      Informasi akuntansi mencerminkan kinerja suatu organisasi dalam priode tertentu.
5.      Informasi akuntansi mencerminkan posisi keungan suatu organisasi.
6.      Untuk itu informasi akuntansi merupakan dasar/rujukan untuk pengambilan berbagai keputusan keuangan dan non-keuangan.

D.     Pihak-pihak pengguna informasi akuntansi
1.      Pemimpin perusahaan
2.      Pemilik perusahaan
3.      Para pegawai
4.      Para kreditur
5.       Para investor/calon investor
6.       Pemerintah
7.       Penduduk




E.     Profesi akuntansi
      Profesi akuntan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.      Akuntan public,yaitu akuntan yang dapat membuka praktek profasi akuntansi untuk memberikan pendapat /opini atas laporan keuangan suatuorganisasi atau perusahaan yang diperiksanya.akuntan ini merupakan pimpinan atau angotadari suatu kantor akuntan public.
2.      Auditor,yaitu orang yang mempunyai keahlian dalam bidang akuntansi yang bekerja sebagai pemeriksa laporan keuangan.auditor diklasifikasikan dalam dua golongan,yaitu auditor exsternaldan auditor internal.
3.      Akuntan pendidik,yaitu para sarjana akuntansi yang bekerja sebagai pendidik
4.      Akuntan manajemen,yaitu akuntan yang bergerak dalam bidang akuntansi yang bkerja di suatu organisasi atau perusahaan,dan sebagai pelaksana praktik dalam pengambilan keputusan.
5.      Komite audit,yaitu orang yang berada dalam dewan komisaris suatu perusahaan suatu representasi dari pengguna saham.komite audit ini adalah orng akuntansi atau orang yang mempunyai keahlian dalam bidang akuntansi.

F.     Spesialisasi bidang akuntansi
Akuntansi dalam suatu organisasi/perusahaan dapat di bagi menjadi dua tipe,yaituakuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi keuangan menitikberatkan pada laporan secara menyeluruh tentang keuangan suatu organisasi yang dapat di pergunakan oleh pihak-pihak  ekstern,sedangkan akuntansi manajemen menitik beratkan penyusunan laporan keuangan perbagian dalam suatu organisasi,yang dipergunakan oleh pihak intern,seperti para direktur;sehingga akuntansi manajemen disebut pula akuntansi intern.
Ada kajian dalam bidang akuntansi,yang dapat dikategorikan sebagai bagian dari akuntansi manajemen adalah penganggaran (budgetting). Kajian ini akan  membahas tentang keuangan suatu lembaga /organisasi/perseorangan dalam rangka menjalankan aktivitas di masa yang akan datang.
Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen mempunyai persamaan antara lain:Keduanya merupakan system yang mengelola keuangan yang menghasilkan laporan keuangan
1.      Keduanya merupakan sistem yang mengelola keuangan yang menghasilkan laporan keuangan.
2.      informasi yang dihasilkan oleh keduanya merupakan dasar yang berguna bagi para pemakai untuk pengambilan keputusan.






Sedangkan perbedaannya adalah seperti table berikut:

Akuntansi manajemen
Akuntansi keuangan
1.Pemakai utama


2.Kriteria informasi

3.Implikasi





4.Fokus waktu

5.Rentang



6.Isi laporan


7.Sifat informasi



8.Aktivitas
Manajer organisasi pada berbagai tingkatan

Tidak terikat oleh criteria tertentu

Memperhitungkan bagaimana peraturan dan laporan akan mempengaruhi perilaku manager



Orientasi masa depan

Fleksibel,darisampai puluhan tahun


Laporan terperinci untuk setiap bagian,tiap produk

Lebih dominan unsure taksiran



Batas-batas bidang yang kurang jelas;lebih banyak menggunakan ilmu perekonomian,ilmu keputusan dan ilmu prilaku
Pihak luar


Terikat oleh perinsip akuntansi yang lazim

Memperhitungkan bagaimana mengatur dan mengaitkan gejala ekonomi.pengaruh perilaku social merupakan masalah kedua.

Orientasi masa lalu

Kurang fleksibel; bulanan,triwulan,tengah tahun.

Laporan mencakup ringkasan seluruh bagian

Unsur  taksiran jauh lebih sedikit

Bidang lebih jelas tidak dapat menggunakan ilmu lain yang ada kaitannya


Selanjutnya akuntansi dapat di kelompokn berdasarkan spesialisasi kajiannya yaitu sebagai berikut:
1.      Akuntansi keuangan (Financial accounting)
2.      Akuntansi manajemen (Management accounting)
3.      Akuntansi penganggaran (Budgeting)
4.      Akuntansi biaya (Cost accountiong)
5.      Auditing
6.      Sistem akuntansi (Accounting system)
7.      Akuntansi pemerintahan (Govarmental accounting)
8.      Akuntansi pajak (Tax accounting)
9.      Akuntansi sosial (Social accounting)
10.  Akuntansi syariah (Shar’i accounting)




G.     TUGAS  POKOK AKUTANSI

1. Pengakuan artinya;rtansaksi keuangan yang terjadi di tetapkan pengakuan hak  kepemilikannya.Dalam  dunia usaha terdapat beberapa pendekatan untuk mengakui kepemilikan suatu harta atau timbulnya sutu kewajiban.misalnya:FOB shipping  point,FOB destinatoin untuk  
2. Penentuan artinya;suatu harta atau kewajiban setelah di akui kepemilikannya
3.Perlakukana dan pencatatan yaitu;proses memperlakukan transaksi keungan yang sudah di akui yang ditentukan nilainya dalam kelompok aktiva,utang pendapatan atau beban (expense).
4.Penyajian.
Penyajian dilakukan untuk memenuhi harapan pihak internal atau eksternal sebagai bahan untuk mengukur posisi keuangan,posisi kas kinerja manajerial dan kinerja organisai.
5.Pengakuan.
Proses ini merupakan penjelasan kondisi organisasi cacatan atas laporan keuangan kinerja non keuangan yang telah di capai dan hal-hal yang tidak di cantumkan.
H.     KONVENSI DAN  KONSEP  DASAR DALAM AKUTANSI 

Hal ini di pergunakan sebagai panduan praktek akutansi.Semua laporan keuangan secara formal harus disajikan sesuai dengan konsepdan konversi berikut:
1.Going concern
2.Accruals/matching
3.Consistensy
4.Prudence
5.Objectivity
6.Duality
7.Entity
8.Cost
9.monetari measurement
10.materialiti
11.realization
12.stable money


-Going concern.Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan diasumsikan terus hidup, berlanjut terus tidak akn bubar atau dibubarkan.
-Accruals/matching.Konsep ini memberikan panduan bahwa pendapatan dan beban,misalya beban pokok penjualan (cost of goods sold)dilaporkan bersama dengan penjualan(sales).
-Consistency.Konsep ini menyatakan bahwah proses akutansi harus dilakukan secara ajeg.misalya jika digunakan metode FIFO untuk 2007.
-Prudence.Konsep ini dinamakan uga koservatism,artinya mengantisivasi tidak ada keuntungan
Objectivity.Konsep ini menginginkan penggunaan akun dan melakukan analisa sesuai dengan informasi yang  faktual dan objektif.artinya,jika 1000 akutansi melakukan hal yang sama dar sumber data yang sama,akan menghasilkan laporan keuangan yang sama pula.
-Duality.Konsep ini merupakan prinsip yang fundamental dalam sistem double entribookkeeping, dan menyatakan bahwaasetiap transaksi mempunyai dampak ganda(terhadap posisi keungan yang dicatat dalam akun-akun;satu sisi didebit dan satu sisi dikredit.misalnya:
             1.ketika aset dibeli,maka aset lainya akan berkurang atau utang meningkat;
             2.ketika penjualan dengan mengurangi aset maka aset lainya meningkat baik berupa
                khas,piutang,atuau berupa wesel. 
-Entity(business or accounting entity).Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan merupakan suatu entitas(kesatuan usaha)yang terpisa dan berdiri sendiri diluar entitas ekonomi lain.
-Historical cost.Konsep ini di dasarkan pada anggapan bahwa biaya yang telah terjadi merupakan konsep yang relevan untuk menilai suatu aktiva,dan yang harus tampak pada setiap akun.
-Monetary Measurement.Konsep ini menyatakan bahwa satu pengukuran uang untuk semua transaksi merupakan pengukuran yang simpel,namun dapat menyelesaikan masalah pengukuran.Konsep ini mengakibakan apapun jenis transaksi ,aset atau akun lainnya dapat dihasilkan satu ukuran dari berbagai cara penghitungan.
-Materiality.Konsep ini menyatakan bahwa suatu nilai di anggap material apabila mempunyai dampak yang signifikan terhadap pengambilan keputusan ,mislanya Nilai Rp 999..975,-memiliki kekurangan terhadap Rp 1.000.000,-Nilai kurang tersebut  tidak mempunyai signnifikan karena relatip kecil dan tidak material.Namun demikian ,harus tetap berusaha   untuk tidak mmemiliki perbedaan,walaupun perbedaan yang terjadi dianggap tidak signifikan.
-Realisation.Konsep ini menyatakan bahwa transaksi yang terjadi memang benar-benar terjadi & rill.Konsep in berhubungan dengan sales & cost,assets,&libilties.Artinya bahwa keuntungan da kerugian di akui apabila benar-benar telah terjadi.Misalnya,perusahaan akan memenangkan gugatan di pengadilan & di perkirakan akan memperoleh ganti  rugi,maka perkiraan perolehan ganti rugi  tidak dapat di akui sebagai pendapatan apabila belum benar-benar di nyatakan sebagai pemenang tetap secara hukum dan di pastiakn telah memperoleh ganti  rugi.

Konsep ini menyatakan bahwa dalam setiap transaksi dan pelaporan harus memiliki satuan ukuran yang tetap, misalnya rupiah (Rp) atau dollar ($) agar akun dapat diperhitungkan dan laporan dapat diperbandingkan.
Konvensi akuntansi lebih menitikberatkan “historical cost”,dengan kata lain transaksi keuangan harus dicatat sesuai dengan nilai saat itu. Konvensi akuntansi lainnya adalah :
*      Monetary measurement
*      Separate entity
*      Realization
*      Materiality

Konsep akuntansi terdiri dari;
1.      going concern”, yang mengasumsikan perusahaan tetap hidup dan tidak akan di bubarkan .hal ini berimplikasi pada asset dan liabilities.
2.      “cobsistency”, yaitu metode penilaian dan pencatatan harus sama dari 1 tahun ke tahun lainnya/ dari 1 priode ke priode lainnya.
3.      “prudence” yaitu pendapatan tidak dapat diakui apabila belum benar-benar terjadi dengan kata lain , laba belum diakui apabila penjualan belum terjadi.
4.      “matching or accruals”, yaitu pendapatan yang ditandingkan dengan beban pada periode terjadinya.
BAB II
TRANSAKSI DAN PERSAMAAN
DASAR AKUNTANSI
Bab ini mencakup pengertian dan jenis pencatatan,
pencatatan ke buku jumal, posting ke buku besar.

A.   Pengertian Transaksi

Dalam dunia bisnis akan terjadi peristiwa-peristiwa yang dapat dinilai dengan
uang. Peristiwa tersebut disebut dengan istilah "transaksi keuangan". Kejadian yang
tenadi dalam dunia bisnis tidak hanya jual beli, pembayaran dan penerimaan uang,
namunjuga akibat adanya kehilangan, kebakaran, arus dan peristiwa lain yang dapat
dinilai dengan uang. Oleh karena itu transaksi dalam akuntansi adalah peristiwa-
peristiwa yang terjadi dan dapat diukur dengan uang.

B.Dokumen dan Analisis Transaksi
Transaksi sebagaimana dijelaskan di atas, kemudian direkam dalam formulir-
formulir yang relevan untuk dijadikan dokemen sebagai alat pembuktian bahwa telah
t
eqadi transaksi keuangan. Bukti atau dokumen tersebut kemudian dicatat dalam sebuah buku yang sistematis dan kronologis. Buku tersebut dinamakan "Buku Jurnal" atau disebut juga sebagai buku harian, karena dilakukan setiap hari kerja. Untuk mencatat dokumen ke sebuah buku, harus dilakukan analisis yang mengakibatkan bertambah atau berkurang dalam suatu pos tertentu. Analisis tersebut adalah sebagai berikut.

No.
Dokumen
Hal yang Bertambah
Hal yang Berkurang
1.
Faktur
Penjualan
Piutang Usaha dan Penjualan
Pihak luar (pihak

2.
Faktur
Pembelian
Pembelian atau aktiva dan utangusaha

3.
Kwitansi Penerimaan
Uang (kas), penjualan/pendapatan dan
potongan penjualan
Piutang usaha atau aset
atau barang
4.
Kuitansi Pembayaran/
Setor
an Uang
Pembelian atau aset atau barang atau
beban dan potongan pembe
lian
Utang usaha

5.
Nota Debit
Utang usaha dan retur pembelian
Barang atau persediaan
barang

6.
Nota Debit
Barang dan retur penjualan
Piutang usaha

7.
Bukti Memorial
Tergantung pada jenis transaksi misalnya:
beban, pendapatan dan contra accounts,
asset uta
ng, dan ekuitas

Tergantung pad a jenis
transaksi, m
isalnya: beban,
pendapatan
, aset utang,
dan ekuitas







C.     Persamaan Dasar Akuntansi
Salah satu teori akuntansi menyatakan bahwa praktik akunting didasarkan
pada double entry bookkeeping, di mana pencatatan dilakukan pada dua sisi, yaitu sisi
kanan dan sisi kiri. Kedua sisi tersebut disajikan dalam persamaan matematika X = Y.
Persamaan dasar akuntansi (accounting equation) tampak sebagai berikut.

Aktiva (A) = Kewajiban (L) + Ekuitas (E)

Aktiva (assets) merupakan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan baik bersifat
nampak (tangible) maupun bersifat tidak nampak (intangible), misalnya sebagai berikut

1.     Uang atau setaruang (cek / giro). Uang ini dicatat dalam akun kas (cash).
Berkurang akibat adanya pembayaran dan bertambah akibat adanya pemasukan/penerimaan.
2.      Piutang usaha (account receivable), timbul atau bertambah akibat meminjamkan
uang atau akibat terjadi penjualan secara kredit dan berkurang akibat pembayaran atau pelunasan.
3.     Pesediaan barang (merchandise inventory), bertambah akibat pembelian atau perolehan dan berkurang akibat penggunaan, penjualan atau hilang.
4.     Perlengkapan toko/kantor (office/store supplies), bertambah akibat perolehan atau pembelian, berkurang akibat pemakaian atau hilang.
5.      Kendaraan (delivery equipment), mesin (machinery), gedung dan tanah (land and
building),
peralatan kantor / toko (office/store equipment), bertambah akibat perolehan
atau pembelian, berkurang akibat pemakaian atau hilang atau disusutkan.
6.     Hak paten (patent), merek dagang (trade mark), hak cipta (copy right) bertambah akibat perolehan atau pembelian, berkurang akibat diamortisasi.

Kewajiban (liabilities) merupakan sesuatu kewajiban yang harus diselesaikan pembayarannya, misalnya seperti berikut.
1        Utang usaha (account payable).
2        Utang beban (expenses payable), utang pajak (tax payable), utang bank (bank loan) dan kewajiban lainnya.
Utang-utang tersebut bertambah akibat adanya pemberian atau penerimaan
utang atau penjualan secara kredit, dan berkurang akibat adanya pembayaran atau pembebasan.

Ekuitas (equities) adalah setoran pemilik perusahaan (capital) dan laba (profit)
bertambah akibat setoran pemilik dan laba berkurang akibat pengambilan pemilik
(withdrawals) atau pembagian dividen. Pada ekuitas ini, terdapat profit, yang berasal
d
ari penambahan pendapatan (revenue) dan penambahan beban (expenses). Maka
formula ekuitas akan menjadi:

Ekuitas = Setoran Pemilik (C) + Pendapatan (R) - Beban (E) - Pengambilan (W)






Berdasarkan formula pertama dan kedua, maka persamaan dasar akuntansi akan
menjadi sebagai berikut.
A =L+C+R-E-W

di mana:
A = Assets (harta)

L = Liabilities (utang atau kewajiban)
C = Capital (modal / setoran pemilik)
R = Revenue (pendapatan)
E = Expenses (beban)
W = Withdrawals (pengambilan pribadi)

D.  Persamaan Dasar Akuntansi dan Laporan Keuangan

Pada akhir periode akuntansi, perusahaan harus membuat laporan keuangan,
antara lain berupa laporan laba rugi (income statement), laporan perubahan ekuita
(statement of Changes in Equities) , dan laporan neraca (balance sheet). Laporan laba rugi
adalah laporan yang disusun secara sistema tis tentang pendapatan (revenue) dan beban-
beban (expenses) pada periode tertentu. Laporan perubahan ekuitas adalah laporan
yang disusun secara sistema tis tentang ekuitas awal ditambah laba periode ini dan
dikurangi dengan rugi dan pengambilan pribadi untuk periode tertentu. Sedangkan
Iaporan neraca adalah laporan yang disusun secara sistema tis ten tang harta (assets),
kewajiban (liabilities) dan ekuitas pada saat tertentu. Ketiga laporan keuangan tersebut
disusun secara berurutan, mulai dari laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas,
dan laporan neraca.



















BAB III
BUKU DAN AKUN
Bab ini membahas pengertian buku,
akun, bagan akun,
bentuk akun, karakteristik akun, transaksi dan akun.

A.  Pengertian Buku

Buku dalam akuntansi diartikan sebagai sarana untuk mencatat semua perubahan
yang terjadi dalam keuangan perusahaan, baik harta, utang, ekuitas, pendapatan,
beban, dan pos lainnya. Dari sudut pandang proses akuntansi, buku diklasifikasikan
dalam dua jenis, yaitu buku catatan pertama
(books of original entry) dan buku catatan
terakhir (books of final entry).

Buku catatan pertama dilakukan pada setiap hari atau setiap kali transaksi yang
terjadi. Buku ini disebut dengan "Buku Harian" atau terkenal dengan "Buku Jurnal" Books
 of Journal). Isi dalam buku jurnal disebut dengan istilah "ayat jurnal (entries)".
Buku jurnal diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu buku jurnal standar (standard
journal)
yang dikenal dengan jurnal umum (general journal), yaitu ayat jurnal yang

dapat dipergunakan untuk semua jenis transaksi dan mencerminkan secara tegas
prinsip
double entry, yang dicerminkan dalam keseimbangan jumlah uang antara
sisi "debit" dan sisi "kredit". Kedua, buku jurnal khusus
(specials journal), yaitu
buku yang dipergunakan untuk mencatat transasksi harian yang bersifat spesifik
dan berulang-ulang. Artinya, jika dalam satu bulan terjadi transaksi yang sarna dan
dalam frekuensi yang relatif banyak, maka akan dibuatkan buku tersendiri. Misalnya
transaksi pengeluaran kas dan penerimaan kas dalam satu bulan terjadi relati£ banyak,
maka akan dibuatkan buku tersendiri, yaitu "Buku Pengeluaran Kas" dan "Buku
Penerimaan Kas".

Buku catatan akhir adalah buku besar (general ledger), yaitu buku yang memuat  akun – akun yang dipergunakan dalam mencatat perubahan transaksi keuangan dalam
suatu perusahaan/ organisasi /lembaga. Buku ini diisi dari hasil rekapitulasi yang
ada dalam buku jurnal/buku harian. Untuk itu, buku besar diisi pada akhir bulan
pembukuan. Oleh karena itu, buku besar disebut juga "Buku Bulanan". Buku besar
ini merupakan sumber data untuk menyusun laporan keuangan.

B.  Akun

Akun (account) atau pos atau rekening at au perkiraan adalah formulir yang
dipergunakan untuk mencatat perubahan harta, utang, ekuitas, pendapatan, dan beban
Akun diklasifikasikanm dalam dua kelompok, yaitu sebagai berikut.
1.       Akun riil (real accounts) atau akun permanen (permanent account), yaitu akun-akun
yang terdapat dalam laporan neraca, sehingga disebut juga" akun neraca" . Akun
ini merupakan akun yang ada wujudnya atau dapat dirasakan wujudnya (riil) dan

dipergunakan terus selama akun tersebut mempunyai nilai. Akun ini memiliki
saldo
(balance), sehingga disebut dengan akun permanen. Akun ini terdiri at
akun aset (harta) atau aktiva, akun kewajiban atau utang dan akun ekuitas.

2.      Akun nominal (nominal accounts) atau akun temporer (temporary accounts), yaitu akun-akun yang terdapat dalam laporan laba-rugi dan hanya memiliki nilai nominal, tidak ada wujudnya. Wujud dari akun ini ada di akun neraca. Akun ini hanya dipergunakan dalam satu periode akuntansi, karena akun ini akan ditutup sehingga pada awal tahun buku berikutnya tidak memiliki saldo. Oleh karena itu, akun ini bersifat temporer. Akun ini terdiri atas akun pendapatan atau laba/keuntungan dan akun beban, kerugian atau akun rugi. Akun sering disebut juga dengan nama “Akun Laba-Rugi”.

C.  Bagan Akun
Bagan akun (chart of account) adalah daftar akun yang terdiri paling tidak atas kode
akun, dan nama akun. Jika diperlukan termasuk deskripsi singkat dari masing-masing
akun. Untuk pemberian kode akun, dapat mengacu pada pedoman berikut.
                                                                    Kelompok akun                       = Aktiva
                                                                        Golongan akun                        = Aktiva lancar
                                                                        Sub-golongan akun      = Kas dan Bank
Jenis/nama akun          = Bank
Nama akun pembantu  = Bank BRI


XXXX.XX
 1121. 01
KODE
NAMA aKUN
Deskripsi Singkat
1
AKTIVA (ASSETS)
Harta yang dimiliki perusahaan
11
Aktiva Lancar (Current Assets)
Harta yang dimiliki perusahaan yang dapat diuangkan tidak lebih dari satu tahun
111
Kas dan Bank (Cash and Bank)
Uang atau setara uang yang dimiliki oleh perusahaa yang aela df perosalraan afa({J' df bank
1111
Kas (Cash)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan ua di perusahaan
1112
Bank (Cash and Bank)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan uan perusahaan di bank
1113
Kas Kecil (Petty Cash)

Untuk mencatat penambahan dan pengurangan uang
dalam operasional keseharian
1121
Surat-Surat Berharga/ Efek-efek/
Investasi Jangka Pendek
(Marketable Scurities/Long Term
Investment)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangansurat-
surat berharga/ efek-efek/investasi jangka pendek
1131
Piutang Usaha (Account Receivable
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan
piutang usaha
1141
Persediaan Barang Dagang
(Merchandise Inventory
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan
persediaan barang dagang
1142
Persediaan Perlengkapan
(Supplies Inventory)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan
persediaan perlengkapan
12
Investasi Jangka Panjang
(Long Term Investment)
Investasi dalam saham dan obligasi yang dimiliki oleh
perusahaan lebih dari satu tahun
1211
Investasi dalam Saham
(Investment in Stock)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan
investasi dalam saham
1212
Investasi dalam Obligasi
(Investment on Bond)

Untuk mencatat penambahan dan pengurangan
investasi dalam obligasi

13
Aktiva Tetap (Fixed assets
Aktiva yang dimiliki oleh perusahaan lebih dari satu
tahun
1311
Tanah dan Bangunan
(Land & Building)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan tanah
dan bangunan
1312
Akumulasi Penyusutan Bangunan
(Accumulated Depreciation of Building)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan
akumulasi penyusutan bangunan
1321
Mesin-mesin (Machinery
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan mesin

1322
Akumulasi Penyusutan Mesin
(Accumulated Depreciation
of Machinery)

Untuk mencatat penambahan dan pengurangan
akumulasi penyusutan mesin

1331
Peralatan (Equipment)

Untuk mencatat penambahan dan pengurangan
peralatan

1332
Akumulasi Penyusutan Peralatan
(Accumulated Depreciation

Untuk mencatat penambahan dan pengurangan
akumulasi penyusutan peralatan

2
KEWAJIBAN (LIABILITIES)
Kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi
21
Kewajiban Jangka Pendek
(Current Liabilities/Short term debt)

Kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi tidak
lebih dari satu tahun
2111
Utang Usaha (Account Payable)

Untuk mencatat penambahan dan pengurangan
utang usaha
2112
Utang Pajak (Tax Payable)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan
utang pajak
22
Utang Jangka Panjang (Long Term Debt)
Kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi lebih
dari satu tahun
2211
Utang Bank (Bank Loan)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan
utang bank
3
EKUITAS (EQUITIES)
Ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan
3111
Modal tCepitet;
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan modal
3112
Pengambilan Pribadi Pemilik  ( Withdrawals)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan pengambilan pribadi/prive
3113
Laba Tahun ini (Income Summary)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan  laba/rugi
4
PENDAPATAN (REVENUE)
Nilai pendapatan yang telah diakui
4111
Penjualan (Sales)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan  penjualan
4112
Pendapatan Jasa
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan pendapatan jasa
5
BEBAN (EXPENSES
Beban yang telah ditanggung perusahaan
511
Beban Penjualan  (Selling/Marketing expenses)
Beban penualan yang telah menjadi tanggungan perusahaan
5111
Gaji Bagian Penjualan (Marketing Salaries Expenses)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan gaji bagian penjualan
5112
Beban Iklan (Advertising Expense)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan beban iklan
5113
Beban Perlengkapan Toko (Store Supplies Expense)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan beban perlengkapan toko
5119
Beban Penjualan lainnya (Other/Miscellaneous Marketing expenses)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan beban penjualan lainnya
512
Beban Administrasi dan Umum (General & Administrative expenses)
Beban penualan yang telah menjadi tanggungan perusahaan
5111
Gaji Bagian Kantor (Office Salaries Expenses)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan gaji pegawai kantor
5112
Beban Perlengkapan Kantor (Office Supplies Expense)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan beban perlengkapan kantor
5113
Beban Penyusutan Aktiva Tetap (Depreciation of Fixed Assets)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan beban penysutan aktiva tetap
5119
Beban Adm & Umum lainnya (Other/Miscellaneous General & Administrative expenses)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan beban administrasi umum lainnya
6
PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN (OTHER REVENUE & EXPENSES)
Pendaptan dan beban bukan operasional, tidak berhubungan langsung dengan usaha pokok perusahaan
6111
Pendapatan Bunga (Interest Earned)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan pendapatan bunga
6211
Beban Bunga (Interest Expenses)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan beban bunga
6221
Pajak Penghasilan (Income Tax)
Untuk mencatat penambahan dan pengurangan pajak penghasilan (PPh)











D. Bentuk Akun

1.      `Bentuk T (T - account). Bentuk ini menyerupai huruf T, yang memiliki dua sisi, yaitu sisi kiri untuk debit dan sisi kanan untuk kredit. Bentuk tersebut adalah sebagai
berikut.
                                                                 (Nama Akun)                                                  Kode: ……….





2.      Bentuk skontro, yaitu akun berbentuk T, dilengkapi dengan kolom-kolom yang
diperlukan. Bentuknya adalah sebagai berikut.
                                                (Nama Akun)                                                   Kode: ……….
Tanggal
Uraian
Ref
Debit
Tanggal
Uraian
Ref
Kredit





















3.      Bentuk tiga kolom (three column), yaitu tampak sebagai berikut.
Tanggal
Uraian
Ref
Debit
Kredit
Saldo















4.      Bentuk empat kolom (four column), yaitu tampak sebagai berikut.
Tanggal
Uraian
Ref
Debit
Kredit
Saldo
Debit
Kredit









E. Karakteristik Akun

1     Akun memiliki saldo normal, yaitu saldo yang selayaknya ada dalam setiap akun. Saldo normal tersebut adalah sebagai berikut.
No.
Kelompok Akun
Saldo Normal
Debit
Kredit
1
Aktiva

2
Kewajiban (Utang)

3
Ekuitas

4
Pendapatan/Laba/Keuntungan

5
Beban/Rugi/Kerugian

6
Akun Pengurang Aktiva dan Beban (Contra Account for Assets and Expenses)

7
Akun Pengurang Utang, Ekuitas dan Pendapatan
(contra account for liabilities, equities and revenue)


2    Akun memiliki karakteristik perubahan sebagai berikut.
No.
Kelompok Akun
Debit
Kredit
1
Aktiva
 Timbul, bertambah
 Berkurang, hilang
2
Kewajiban (Utang)
 Berkurang, hilanq
 Timbul, bertambah
3
Ekuitas
 Berkurang, hilang
 Timbul, bertambah
4
Pendapatan/Laba
 Berkurang, hilang
 Timbul, bertambah
5
Beban/Rugi
 Timbul, bertambah
 Berkurang, hilang
6
Akun pengurang aktiva dan  beban (contra account for  assets and expenses)
 Berkurang, hilang
 Timbul, bertambah
7
Akun pengurang utang,  ekuitas dan pendapatan (contra account for liabilities, equities and revenue)
 Timbul, bertambah
Berkurang, hilang

Untuk nama dan jenis akun apa saja, asalkan dapat dikelompokkan ke dalam salah
satu kelompok di atas, maka mempunyai karakteristik sesuai dengan kelompok
akun yang bersangkutan. Namun, ada hal yang harus diperhatikan bahwa ada
akun yang menjadi pengurang suatu akun lainnya, akun ini disebut dengan akun
pengurang (contra account). Akun ini mempunyai karakteristik terbalik dengan
akun yang dikurangkannya, misalnya akun "Akumulasi Depresiasi Aktiva Tetap”
mempunyai karakteristik berbalik dengan akunAktiva Tetap, yaitu dikredit apabila
t
imbul atau bertambah dan didebit apabila hilang atau berkurang. Hal yang sama
d
engan akun "Cadangan Kerugian Piutang" akan dikredit apabila timbul atau
b
ertambah, dan didebit apabila berkurang atau hilang. Akun "Potongan Pembelian”
dan
akun "Retur Pembelian" merupakan akun pengurang dari akun "Pembelian”,
di
kredit apabila bertambah atau timbul, dan didebit apabila berkurang atau
hilan
g. Akun "Potongan Penjualan" dan akun "Retur Penjualan" merupakan akun pengurang "Penjualan' didebit apabila timbul atau bertambah, dan dikredit apabila
berkurang atau hilang. Begitu pula untuk akun lainnya.

F. Transaksi dan Akun
Dalam akuntansi, transaksi dapat dicatat langsung ke dalam akun buku besar,
tanpa melalui buku jurnal. Hal ini dapat dilakukan apabila frekuensi transaksi tidak
banyak, relatif sedikit sehingga tidak memerlukan lagi pencatatan yang lebih rind.
Transaksi yang didokumentasikan, langsung dianalisis berdasarkan karakteristik
akun. Satu transaksi akan mengakibatkan paling sedikit dua akun, yaitu akun yang
akn didebit dan akun yang akan dikredit.

Untuk setiap transaksi, dianalisi akun apa yang berkurang atau bertambah,
kemudian ditentukan apakah akun yang bertambah atau berkurang tersebut dicatat
di sebelah debit atau dicatat di sebelah kredit. Berikut ini adalah contoh yang
mencerminkan proses analisis transaksi dan hubungannya dengan akun buku besar.




BAB IV
PENCATATAN DALAM AKUNTANSI

A.    Pengertian dan Jenis Pencatatan

Dalam akuntansi, pencatatan ada du kali, yaitu pencatatan dari domentransaksi ke buku
harlan atau buku jurnal; dan pencatatan dari buku jurnal ke buku besar. Pencatatan pertama
disebut dengan journal entry dan catatan yang kedua disebut dengan posting. Buku catatan
pertama disebut dengan books of original entry; dan buku catatan kedua merupakan buku
catatan terakhir (books of final entry). Buku catatn kedua ini adalah akun-akun buku besar.

Berdasarkan uraian di atas maka pencatatan dalam akuntansi diartikan suatu
proses pemindahan data keuangan yang dilakukan secara sistematis dari dokumen
transaksi ke buku jurnal dan buku besar, proses pencatatan ini disebut dengan
ma/izing dan posting. Pada bagian berikut akan dijelaskan tentang mekanisme pencatatan ke dalam jurnal dan buku besar .




B.     Pencatatan ke Buku  Jurnal
Pencatatan data ke dalam buku jurnal bersumber dari dokumen. Tanpa dokumen,tidak
ada jurnal. Oleh karena itu, sumber data buku jurnal adalah dokumen, yaitu
formulir yang berisi informasi tentang transaksi keuangan dan telah diotorisasi /
ditandatangani oleh yang berwenang. Untuk melakukan pencatatan dengan baik, seyogyanya dilakukan analisis transaksi yang dikaitkan dengan karakteristik
perubahan akun, dan dapat disajikan dalam jurnal standar (standard journal). Jurnal
d
isajikan dengan mengikuti aturan sebagai berikut.
    1.                        Akun yang akan didebit disajikan terlebih dahulu.
    2.                        Akun yang akan dikredit disajikan setelah akun yang didebit telah disajikan. Akun ini ditulis agak menjorok ke dalam sebanyak kurang lebih 5 - 7 spasi.

    3.                        Jika jurnal standar disebutkan at au dibaca maka, akun yang didebit disebutkan
lebih dahulu semuanya, kemudian disebutkan akun yang dikredit, dan diawali
gan kata 'Pada".

C.    Posting ke Buku Besar

Posting adalah pencatatan tahap terakhir dalam akuntansi, yaitu memindahkan nilai dari buku jumal (buku harian) ke buku besar (buku bulanan). Posting dilakukan pada setiap akhir bulan dan diambil dari nilai yang ada dalam rekapitulasi buku jurnal. Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran bahwa buku jumal adalah buku yang mencerminkan setiap transaksi dan bersifat sangat rinei; sedangkan buku besar mencerminkan ringkasan dari transaksi. Oleh karena itu, buku besar diisi dari hasil rekapitulasi buku jumal dan diisi setiap akhir bulan. Buku besar diisi berdasarkan halaman jumal, dengan tanggal yang sarna, yaitu tanggal akhir bulan. Prosedur posting adalah sebagai berikut.
1.     Tulis tahun, bulan dan tanggal akhir bulan pada kolom "Tanggal" di akun buku besar yang bersangkutan.
2.     Tulis keterangan singkat dan secukupnya pada kolom "Uraian" di akun buku besar yang bersangkutan.
3.     Tulis nilai uang yang didebit pada kolom "Debit" akun buku besar. Nilai berasal dari rekapitulasi buku jumal.

4.      Tulis halaman "buku jurnal" di kolom "Ref" akun buku besar sebagai tanda bahwa data yang ada atau sejajar dengan referensi berasal dari buku jurnal halaman tersebut.
5.     Tulis kode akun buku besar pada kolom "Kode" di buku jumal yang bersangkutan.
6.     Ulangi dari tahap 1 untuk posting yang lainnya.
D.    Buku Jurnal khusus

Kenyataan yang terjadi di perusahaan, ada berbagai transaksi yang sejenis terjadi
berulang-ulang dan mempunyai frekuensi relatif banyak dalam satu bulan, misalnya
transaksi pengeluaran dan penerimaan kas. Kedua transaksi ini sering terjadi karena
kebanyakan perusahaan menginginkan uang masuk dan sering menggunakan uang
untuk berbagai tujuan. Jenis transaksi yang sering terjadi ini dicatat secara harian ke
dalam buku jurnal tertentu yang sesuai dengan sifat dan karakteristik transaksi yang
bersangkutan. Buku harian tersebut dinamakan "buku jurnal khusus".
Jumlah, jenis, dan bentuk buku jurnal khusus tidak terbatas dan tidak mempunyai standar yang berlaku, namun disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yang
menggunakannya. Untuk menentukan apakah dalam suatu perusahaan perlu jurnal
khusus atau tidak, maka perlu diadakan inventarisasi dahulu terhadap jenis-jenis transaksi yang terjadi berulang-ulang. Pada umumnya, buku jurnal khusus dalam
perusahaan jasa adalah (1) Buku Penerimaan Uang (Cash ReeceiptfReceive Journal);
) Buku Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal; dan (3) Buku Jurnal Umum (General Journal).

Buku jurnal khusus dirancang dalam bentuk beberapa kolom, sesuai dengan
frekuensi transaksi. Akun yang sering berubah karena memiliki frekuensi transaksi
am satu bulan relatif banyak, maka dibuatkan kolom tersendiri; jika transaksinya
ya satu dua kali, maka dapat dimasukkan dalam kolom lain-lain. Dalam buku penerimaan dan pengeluaran kas, akun "Kas" selalu memiliki kolom tersendiri, karena
hampir semua transaksi berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran uang tunai.

Fungsi jurnal khusus adalah agar dalam mencatat transaksi ke dalam jurnal dapa!
lebih cepat; serta
posting jurnal ke dalam rekening-rekening buku besar tidak dilakukan
tiap hari.
1.      Buku Jurnal Penerimaan Kas

Buku Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Receipt Journal) adalah buku harian yang
dipergunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan penerimaan uang
tunai
. Buku ini disebut juga dengan nama "Buku Harian Penerimaan Kas".
2.  Buku Jurnal Pengeluaran Kas

Buku Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal) adalah buku harian yang
dipergunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran uang
tunai, Buku ini disebut juga dengan nama "Buku Harian Pengeluaran Kas".
3.  Buku Jurnal Umum

Yaitu buku jurnal sebagaimana telah dijelaskan terdahulu yang dipergunakan untuk mencatat transaksi yang tidak dapat dicatat dalam buku jurnal penerimaan dan pengeluaran kas. Transaksi itu antara lain adalah:
1)       transaksi penggunaan perlengkapan;
2)       transaksi penyusutan aktiva tetap;
3)       transaksi keuangan yang tidak berhubungan dengan uang.


BAB V
NERACA SALDO
DAN KERTAS KERJA
Bab ini mencakup pengertian dan tujuan neraca saldo, kertas kerja,
koreksi dan penyesuaian, penyusunan kertas kerja.

A. Neraca Saldo

Neraca saldo adalah laporan yang disusun secara sistematis ten tang saldo-saldo akun buku besar pada suatu periode tertentu. Neraca saldo terdiri atas kode akun, nama akun, debit dan kredit. Neraca saldo mencerminkan keseimbangan antara saldo debit dan saldo kredit.

Penyusunan neraca saldo dalam suatu proses akuntansi bukan merupakan suatu keharusan, namun dapat dipergunakan untuk mengetahui keseimbangan antara saldo debit dan saldo kredit akun-akun buku besar. Keseimbangan tersebut mencerminkan salah satu indikator kesesuaian pembukuan. Keseimbangan neraca saldo antara sisi debit dan sisi  kredit bukan mencerminkan bahwa pembukuan sudah benar, masih perlu diperiksa kembali untuk memastikan bahwa pencatatan telah sesuai dengan yang seharusnya.

Manfaat/kegunaan neraca saldo, baik perusahaan jasa maupun perusahaan dagang adalah sama.

1     Untuk menunjukkan ringkasan akun-akun buku besar, sehingga dapat menjadi sumber informasi yang benar untuk menyusun laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan neraca.

2     Untuk mengadakan pengujian keseimbangan jumlah debit dan kredit dalam buku besar dan ketepatan perhitungannya dalam pembukuan selama tahun berjalan.

Prosedur penyusunan neraca saldo dimulai dari memindahkan saldo-saldo di setiap akun di buku besar. Saldo akun debit dipindah ke kolom debit dan saldo akun kredit  dipindah ke kolom kredit. Penyusunan neraca saldo merupakan salah satu tahapan siklus akuntansi.
 Neraca saldo menunjukkan saldo masing-masing perkiraan. Saldo debet dan saldo kredit ini secara total harus sarna jumlahnya pada neraca saldo. Neraca saldo merupakan dasar untuk penyusunan laporan keuangan yang dibuat secara periodik. Neraca saldo ini sendiri terbagi dua, yaitu neraca saldo sebelum disesuaikan (unadjusted trial balance) dan neraca saldo yang telah disesuaikan (adjusted trial balance). Penyesuaian yang dimaksud di sini akan dijelaskan di bagian
berikut dalam tahap siklus akuntansi
.

B. Kertas Kerja

Pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan, maka dapat mempergunakan kertas kerja atau disebut juga neraca lajur (work sheet). Kertas kerja ini bukan merupakan suatu keharusan, namun hanya sebagai alat bantu untuk memperkecil terjadi kekeliruan perhitungan dan penyusunan laporan keuangan. Perlu diketahui bahwa sumber data untuk membuat laporan keuangan tetap dari buku besar, bukan  neraca lajur.
Format neraca lajur terdiri atas kolom nama akun, neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, perhitungan laba-rugi, dan neraca. Banyaknya kolom adalah 10 kolom; bahkan bisa juga dibuat neraca lajur 12 kolom, dengan memberikan kolom neraca percobaan sebelum kolom neraca saldo.



BAB VI
PENUTUPAN BUKU
Bab ini mencakup batasan penutupan buku dan
ayat jurnalpenutup

A.     Batasan Penutupan Buku

            Pada akhir periode akuntansi (biasanya dalam satu tahun), perusahaan melakukan proses penjumlahan sisi debit dan sisi kredit, dan penyusunan laporan keuangan. Saldo akhir periode rekening riil/ rekening permanen (aktiva, utang dan modal) akan dibawa ke periode berikutnya, yang berarti saldo akhir suatu rekening riil akan menjadi saldo awal untuk periode akuntansi berikutnya. Saldo akhir periode rekening nominal/rekening temporer/rekening sementara (pendapatan dan biaya) dan rekening prive yang terdapat dalam buku besar harus dipindahkan ke rekening modal agar dapat diketahui pengaruhnya terhadap rekening tersebut. Pada awal periode berikutnya, rekening-rekening pendapatan dan beban akan diawali dengan saldo nol rupiah.

            Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa proses penutupan merupakan proses akhir dalam siklus akuntansi, di mana akun-akun temporer harus bersaldo nol, karena selisih akun-akun tersebut harus dipindahkan ke akun neraca / riil / permanen, yaitu akun ekuitas. Dengan kata lain, proses penutupan dengan ayat jurnal penutupan (closing entries) dilakukan untuk menutup akun temporer atau akun nominal. Akun- akun ini akan ada nilainya kembali apabila ada transaksi baik transaksi normal, transaksi koreksi kesalahan, transaksi penyesuaian, dan transaksi pembalik.

B.     Ayat Jurnal Penutup
            Ayat jurnal penutup ialah ayat-ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup akun-akun sementara (temporary accounts) atau akun nominal (nominal account).. Tujuan pembuatan jurnal penutup adalah:

1     untuk menutup saldo yang terdapat dalam semua akun sementara. Kata menutup berarti mengurangi saldo akun sehingga menjadi nol;

2     agar saldo rekening modal menunjukkan jumlah yang sesuai dengan keadaan pada akhir  periode.

            Dalam menyelenggarakan  penutupan buku, dipergunakan akun baru, yang biasanya adalah akun "Ikhtisar Laba Rugi (Income Summary)". Akun ini hanya dipergunakan pada saat penutupan buku dilakukan, bukan untuk transaksi normal. Penutupan pembukuan biasanya dilakukan dengan urutan sebagai berikut.
-,
a.      Menutup semua akun pendapatan dengan memindahkan saldo setiap rekening pendapatan ke akun "Ikhtisar Laba Rugi".
b.     Menutup semua akun beban dengan memindahkan saldo setiap akun beban ke akun "Ikhtisar Laba Rugi".
c.      Menutup akun "Ikhtisar Laba Rugi" dengan memindahkan saldo akun tersebut ke akun modal atau pembantu modal bantu modal (akun laba ditahan).
d.     Menutup akun "Prive" atau akun dividen (jika ada) dengan memindahkan saldo akun tersebut ke rekening "Modal" atau akun "Laba Ditahan".




Berikut adalah ayat-ayat jurnal penutup untuk berbagai jenis perusahaan dan usaha.


Berikut ini ayat-ayat jurnal penutup untuk berbagai jenis perusahaan dan usaha:

Perusahaan Perseorangan
a.       Menutup akun Pendapatan                  Dr Pendapatan ………………..Rp. XXX
Cr        Ikhtisar Laba-Rugi ………………….Rp. XXX
b.      Menutup akun Beban                          Dr Ikhtisar Laba-Rugi………..Rp. XXX
Cr        Beban  …………….……………….Rp. XXX
c.       Menutup akun Prive                            Dr Ikhtisar Laba-Rugi………..Rp. XXX
Cr        Prive    …………….……………….Rp. XXX
d.      Menutup Selisih laba pada akun Ikhtisar Laba-Rugi3
Dr Ikhtisar Laba-Rugi………..Rp. XXX
Cr        Modal  …………….……………….Rp. XXX
e.       Menutup selisih rugi pada akun Ikhtisar Laba-Rugi
Dr Modal         ………………..Rp. XXX
Cr        Ikhtisar Laba-Rugi ………………….Rp. XXX

Untuk perusahaan dagang yang menggunakan metode fisik/ periodik dalam melakukan akuntansi persediaan, penutupan bukunya adalah sarna seperti perusahaan jasa, ditambah dengan akun yang terkait dengan penyesuaian akun persediaan barang dagang, yaitu sebagai berikut.

a.      Jika penyesuaian akun persediaan barang dagang menggunakan akun "Ikhtisar Laba-Rugi", maka ayat jurnal penyesuaian dan penutupannya adalah sebagai berikut.
Ayat jurnal penyesuaian:
1)     Untuk persediaan barang dagang awal (per 1 Januari) adalah:
           Dr Ikhtisar Laba-Rugi                               Rp xxx
           Cr               Persediaan Barang Dagang                   Rp xxx
2)     Untuk persediaan barang dagang akhir (per 31 Desember) adalah
           Dr Persediaan Barang Dagang                   Rp xxx
           Cr               Ikhtisar Laba-Rugi                                Rp xxx

Untuk ini perusahaan tidak perIu menambah ayat jurnal penutup, karena sudah menyatu dengan penutupan akun Ikhtisar Laba Rugi sebagaimana dijelaskan di atas3
b. Jika dipergunakan akun "Beban Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)", maka ayat jurnal penutupannya adalah sebagai berikut.
1)   Untuk persediaan barang dagang awal (per 1 Januari) adalah:
        Dr Beban Pokok Penjualan                                     Rp xxx
        Cr               Persediaan Barang Dagang                                        Rp xxx
2)   Untuk persediaan barang dagang akhir (per 31 Desember) adalah:
        Dr Persediaan Barang Dagang                                 Rp xxx
         Cr              Beban Pokok Penjualan                                            Rp xxx
3)   Untuk menutup akun yang menambah beban pokok penjualan adalah:
         Dr Beban Pokok Penjualan                                     Rp xxx
         Cr              Pembelian                                                                 Rp xxx
         Cr              Ongkos Angkut Pembelian                                        Rp xxx
4)   Untuk menutup akun yang mengurangi beban pokok penjualan adalah:
         Dr Retur Pembelian                                             Rp xxx
Dr Potongan Pembelian
         Cr              Beban Pokok Penjualan                    Rp xxx


Proses penutupan buku dalam perusahaan perseorangan dan perusahaan persekutuan (Firma dan CV) relatif sama. Perbedaannya ada pada jumlah ayat jurnal pada pembagian laba / rugi yang dibagikan ke masing-masing pemilik, yaitu sebanyak pemilik dari perusahaan yang bersangkutan.

                       

Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas
Proses penutupan buku pada perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) dilakukan sama dengan proses yang telah dijelaskan di atas, hanya mengganti akun Prive dengan akun Dividen, dan akun Modal diganti dengan Laba di Tahan (Retained Earning)
a. Menutup akun Dividen
Dr Ikhtisar Laba-Rugi                          Rp. 1.000.000,-
            Cr          Dividen                                                          Rp.  1.000.000,-
b. Menutup selisih 1aba pada akun Ikhtisar Laba-Rugi
            Dr Ikhtisar Laba-Rugi                           Rp 11.400.000,00
            Cr          Laba Ditahan                                                     Rp 11.400.000,00











BAB VII
LAPORAN KEUANGAN
Bab ini mencakup pendahuluan;laporan keuangan yang berkualitas ;jenis laporan keuangan ;bahan diskusi dan soal latihan
A.     Pendahuluan

Suatu lembaga I organisasi I perusahaan dalam menjalankan bisnisnya akan mencatat
transaksi keuangan secara sistematis. Pencatatan yang dilakukan akan diringkas menjadi
s
uatu laporan keuangan. Laporan ini dapat dibuat setiap saat, di mana pihak-pihak yang
terkait menginginkannya, dapat dibuat dalam bulanan, triwulan, semesteran dan satu
tahun atau satu periode akuntansi sesuai dengan kebijakan perusahaan.

Laporan keuangan merupakan laporan yang disusun secara sistematis tentang
k
inerja dan posisi keuangan suatu lembagal organisasi/ perusahaan dalam suatu periode
tertentu. Ini menunjukan bahwa laporan keuangan dapat dijadikan acuan untuk menilai
k
inerja lembaga yang menerbitkan laporan tersebut, dan kemampuan keuangan suatu
organisasi/perusahaan. Kinerja artinya capaian yang ditempuh oleh lembaga yang
bersangkutan, sedangkan posisi keuangan adalah kondisi kemampuan organisasi dalam
bidang penyediaan uang baik secara langsung maupun tidak langsung.

Informasi yang ada dalam laporan keuangan bersifat umum, tidak sepenuhnya
dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai, namun informasi yang disajikan
masih dalam kategori memadai untuk pengambilan kebijakan. Oleh karena itu, laporan
keuangan yang disajikan dapat memenuhi penyediaan inforamsi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan dalam suatu organisasi secara umum, terdiri atas laporan laba-
rugi, lapor
an perubahan ekuitas, laporan neraca, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan. Laporan ini harus disusun sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku. Di Indonesia adalah standar akuntansi keuangan (SAP) beserta pemyataan-
pernyataan
nya dan interpretasinya. Untuk akuntansi pemerintahan harus mengacu pada standar akuntansi pemerintahan (SAP), pemyataannya dan petunjuk teknisnya,
sedangkan untuk akuntansi syariah harus berdasarkan standar akuntansi syariah
beserta pernyataannya. Jika dalam SAP dan standar akuntansi syariah tidak disebutkan,
maka penyusunan laporan keuangan dan praktik akuntansi harus mengacu pada standar  akuntansi yang berlaku umum.

Laporan keuangan harus disajikan sesuai dengan kualitas yang dipersyaratkan
oleh standar akuntansi yang berlaku umum; antara lain harus didasarkan pada kualitas
secara kualitatif, baik menyangkut hal-hal yang bersifat substansi, maupun bersifat formal. Pada bagian berikut, akan dijelaskan lebih rinci tentang penyajian laporan keuangan yang berkualitas.









A.  Laporan Keuangan yang Berkualitas

Jonas dan Banchet (2000) menyatakan, bahwa auditor, anggota komite audit,
dan manajemen berdebat tentang definisi kualitas pelaporan keuangan (quality of
financial reporting), sehingga ia membedakan antara quality of financial reporting dan
financial statement. Ia mengemukakan bahwa quality of financial reporting memfokuskan pada implementasi prinsip akuntansi keuangan dalam proses akuntansi di sebuah
perusahaan, sementara financial statement adalah ringkasan sebagai laporan yang
merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Quality of financial reporting dapat
tercermin dalam financial statement.
           Laporan keuangan yang berkualitas dapat dilihat dari karakteristik kualitatifnya, seperti yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam standar akuntansi keuangan (SAK) paragraf 24 - 46, bahwa karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah dapat dipahami, relevan, materialitas, keandalan, penyajian jujur, substansial mengungguli bentuk, netralitas, pertimbangan sehat, kelengkapan, dapat diperbandingkan, tepat waktu, keseimbangan antara biaya dan manfaat, keseimbangan di antara karakteristik kualitatif, dan penyajian wajar.
     McDaniel (2002); Miller (2002) menguraikan, bahwa kualitas pelaporan keuangan dicerminkan oleh ketaatan terhadap standar yang berlaku. Jonas & Banchet (2000) menyajikan kerangka Quality of financial reporting (QFR), yang berkaitan dengan pengguna, yaitu persistensi earning dan informasi disagregasi (predictive value), nilai feedback, timeliness, veriviability, completeness, representational faithfulness, neutrality, comparability, consistensy, dan clarity.
 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melalui Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
menguraikan karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang
membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat
karakteristik kualitatif pokok, yaitu:

1.            Dapat dipahami.
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.

2.            Relevan.
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. Peran informasi dalam peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory) berkaitan satu sarna lain. Informasi yang sarna juga berperan dalam memberikan penegasan (confirmatory role) terhadap prediksi yang lalu.


3.            Keandalan.
     Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable) harus bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang seeara wajar diharapkan dapat disajikan.




4.            Dapat dibandingkan.
            Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi keeenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

           Di samping itu, laporan keuangan mempunyai kendala yang berkaitan dengan informasi yang relevan dan andal, yaitu:

           Tepat waktu. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan
maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Dalam mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan.

           Keseimbangan antara biaya dan manfaat. Keseimbangan antara biaya dan manfaat 
lebih merupakan kendala yang pervasif daripada karakteristik kualitatif. Manfaat
yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunan. Namun demikian
evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial.

           Keseimbangan di antara karakteristik kualitatif. Dalam praktik, keseimbangan
atau trade-off di antara berbagai karakteristik kualitatif sering diperlukan,
        Penyajian wajar.

C. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang berlaku untuk tujuan external users ada lima jenis, yaitu (1) laporan laba-rugi; (2) laporan perubahan ekuitas; (3) laporan neraca: (4) laporan arus kas; dan (5) catatan atas laporan keuangan.

1.      Laporan laba rugi,
       Yaitu laporan yang disusun secara sistematis tentang kinerja perusahaan pada suatu periode tertentu. Secara teknis adalah laporan tentang pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian yang dicapai oleh perusahaan pada suatu periode tertentu. Kata "periode tertentu" mengandung arti bahwa laporan laba-rugi ini memuat nilai-nilai akumulasi dari awal periode sampai dengan akhir periode, bukan merupakan saldo / sisa.

           Laporan laba-rugi  dapat disajikan  dalam dua cara, yaitu dengan cara single step atau cara multiple step. Cara single step (satu tahap) menunjukan bahwa laporan laba rugi menghitung dengan satu tahapan,
pendapatan dikurangi dengan beban, sedangkan multiple step (tahapan ganda) di mana perhitungan selisih pendapatan dan beban dihitung dua kali, yaitu pendapatan usaha (operating revenue)  dikurangi dengan beban usaha (operating expenses); dan pendapatan luar usaha (non-operating revenue) dikurangi dengan beban luar usaha (non-operating expenses).
           Namun, berdasarkan standar akuntansi keuangan, sebaiknya laporan rugi disajikan dengan cara multiple step, karena akan mencerminkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya dan dapat dijadikan penilaian keberlanjutan usaha perusahaan yang bersangkutan.

2.      Laporan perubahan ekuitas,
      Yaitu laporan yang disusun secara sistematis tentang perubahan ekuitas untuk suatu periode tertentu, artinya nilai uang yang ada dalam laporan ini merupakan akumulasi, di mana saldo awal periode ditambah dengan pendapatan dan keuntungan, serta dikurangi dengan pengambilan atau kerugian.
3.      Laporan neraca,
          Yaitu laporan yang secara sistematis tentang harta, kewajiban dan ekuitas pada saat tertentu. Artinya nilai yang ada di laporan neraca bukan merupakan akumulasi, namun nilai sisa.
Laporan neraca dapat disajikan secara vertikal maupun horizontal berbentuk skontro. Bentuk vertikal disusun berturut-turut mencerminkan aktiva, utang, dan ekuitas, sedangkan bentuk horizontal skontro mencerminkan dua sisi, yaitu sisi kiri untuk aktiva dan sisi kanan untuk kewajiban dan ekuitas.

4.            Laporan arus kas,
      Yaitu laporan yang disusun secara sistematis tentang sumber dan penggunaan yang tunai dalam periode tertentu.. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah
serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
Laporan arus kas mencerminkan laporan yang berkaitan dengan kas masuk dan kas ke luar dari berbagai kegiatan dalam suatu perusahaan. Arus kas masuk dan kas ke luar masing-masing diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan.
Arus kas dari aktivitas investasi adalah penerimaan dan pengeluaran sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan,
Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang berkaitan dengan modal perusahaan.


















BAB VIII
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Bab ini mencakup aktivitas perusahaan dagang; transaksi

dalam perusahaan dagang dan ayat jumal standar; transaksi
penjualan; transaksi potongan; transaksi retur dan pengurangan
harga; transaksi beban; beban angkut; menutup buku; akuntansi
perusahaan dagang dengan buku jumal khusus; buku pembelian
buku penjualan; buku penerimaan kas; buku pengeluaran kas;
buku jumal umum; buku pembantu; contoh kasus terintegrasi;
penyajian laporan keuangan.

A.    Aktivitas Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang memiliki kegiatan utama membeli dan menjual kembali barang dagang yang telah dibelinya. Perusahaan yang melakukan proses perdagangan adalah:

1     perusahaan manufaktur. yaitu perusahaan yang menjual barang hasil buatannya
sendiri.

2     perusahaan dagang-agen, yaitu perusahaan dagang yang ditunjuk oleh perusahaan
manufaktur untuk menjual barang-barang buatannya kepada perusahaan dagang
grosir.

3     perusahaan dagang-grosir (berskala besar) yang membeli barang dari perusahaan
dagang agen, dan menjual barang dagang ke pengeeer.

4     perusahaan dagang keeil (pengeeer) yang membeli barang dari grosir kemudian
dijual kepada pelanggan pemakai perorangan atau badan.

Untuk tujuan akuntansi perusahaan dagang memiliki tiga kegiatan. Pertama, kegiatan utama sebagai kegiatan operasional, di mana perusahaan dagang melakukan kegiatan jual-beli barang dagang. Kedua, kegiatan yang tidak ada kaitan dengan operasi utama , yang disebut dengan kegiatan di luar usaha. Ketiga, kegiatan yang tidak dapat direncanakan dan tidak dapat dikendalika. Ketiga kegiatan di atas, akan mempengaruhi penyajian pendapatan dan beban laporan laba rugi, yaitu adanya pendapatan/beban operasional, pendapatan, bukan-operasional, dan pendapatan/beban luar biasa.

A.    Transaksi Dalam Perusahaan Dagang dan Ayat Jurnal Standar
Perusahaan dagang memiliki karakteristik transaksi yang lebih kompleks dibandingkan dengan transaksi perusahaan jasa, antara lain:
1.      Transaksi Pembelian dan Penjualan
Dari segi cara pembayarannya, maka pembelian dan penjualan dapat dilakukan dengan cara:
a.       Tunai(on cash) pembayaran dilakukan saat penyerahan barang dari penjual ke pembeli,
b.     Kredit(on account) artinya pembayaran dilakukan dalam jangka waktu tertentu setelah barang diserahkan dari penjual kepada pembeli.




2.     Transaksi Potongan
Dalam dunia perdagangan dikenal dua jenis potongan, yaitu:
a.       Potongan Perdagangan (Trade Discount), yaitu potongan yang diberikan pada saat transaksi jual-beli terjadi. Potongan ini dapat berupa potongan harga (price discount) dan potongan rabat (kelebihan barang di atas jumlah barang yang dibeli). Nilai potongan harga langsung mengurangi nilai faktur, dan potongan rabat akan mengurangi harga per
unit barang. Jumlah nilai setelah potongan diperlakukan sebagai harga beli atau
harga jual. Untuk itu potongan harga maupun rabat tidak dilakukan pencatatan.
b.      Potongan Tunai (Cash Discount), yaitu potongan yang diberikan akibat adanya pem,bayaran utang-piutang pada masa periode potongan. Biasanya terkait dengan starat pembayaran , misalnya 2/n;10/30 artinya 2 adalah besar potongan, yaitu 2% adalah nilai utang/piutang yang dibayar/diterima;10 adadalah jangka waktu potongan terhitung sejak transaksi terjadi;30 adalah jangka waktu kredit.
3.  Transaksi Retur dan Pengurangan Harga
Retur barang dagangan adalah pengembalian kembali barang dagang yang dibeli (purchase return) atau penerimaan kembali barang dagang yang dijual (sales return). Pada saat transaksi retur terjadi, dibuatlah dokumen yang disebut nota (memorandum) kredit, yaitu nota yang mengkredit piutang usaha. Nota kredit dipegang oleh pihak yang memiliki piutang  sedang nota debit dipegang oleh pihak yang memiliki utang usaha.
4.   Transaksi Beban
Dalam perusahaan dagang beban diklasifikasikan sebagai Beban Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) dan beban operasional lainnya. Beban Pokok Penjualan (BPP) selalu dikurangkan dari penjualan netto, sehingga dapat diketahui laba bruto operasi perusahaan. Beban pokok penjualan merupakan beban pembelian barang dagang yang dijual,  ada yang menamakannya sebagai harga pokok penjualan (HPP). Beban ini merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang telah terjadi atau telah dikeluarkan dalam rangka perolehan barang dagang yang dijual. Komponen beban pokok penjualan adalah persediaan barang dagang awal, pembelian dan ongkos angkut pembelian dikurangi dengan persediaan barang akhir, retur dan potongan pembelian.
5.   Beban Angkut
Pembelian dan penjualan barang dalam partai besar biasanya memperhitungkan syarat penyerahan barang, umumnya berlaku dua syarat, yaitu:
·         FOB destination point (bebas sampai ke tempat tujuan), artinya hak kepemilikan atas barang berpindah  ketika barang sudah sampai di tempat tujuan sehingga biaya angkut barang mulai dari gudang penjual sampai gudang pembeli ditanggung oleh pihak penjual. Syarat ini juga disebut Loko Gudang Pembeli.
·         FOB shipping point (bebas sampai tempat pengiriman), artinya hak kepemilikan atas bagian berpindah serentak dengan keluarnya barang dari gudang penjual, sehingga biaya angkut barang mulai dari gudang penjual sampai gudang pembeli ditanggung oleh pihak pembeli. Syarat ini disebut juga Loko Gudang Penjual
6.  Transaksi Penyesuaian dan Penutup
          Penyesuaian dalam perusahaan dagang dilakukan sebagaimana penyesuaian dalam perusahaan jasa, hanya ditambahkan dengan transaksi penyesuaian untuk hal-hal yang menyangkut dengan perhitungan beban pokok penjualan. Hal ini dilakukan, jika perusahaan menggunakan metode akuntansi periodik untuk pencatatan persediaan barang dagang. Apabila dipergunakan metode akuntansi perpetual, maka penyesuaian tidak dilakukan, kecuali ada pebedaan nilai berdasarkan perhitungan fisik barang dan nilai yang ada dalam buku catatan. Pencatatan penyesuaian dilakukan pada akhir periode akuntansi sebelum laporan keuangan disusun.

B.     Menutup Buku
Pada akhir periode akuntansi juga dilakukan ayat jurnal penutup, yaitu menutup akun Pendapatan/Keuntungan dan akun Beban/Kerugian ke akun Rp Ikhtisar Laba-Rugi / Income Summary Rp. Ayat jurnal penutup ini dilakukan, karena akun pendapatan dan beban merupakan akun temporer yang dipergunakan atau mempunyai nilai nominal sampai dengan akhir periode akuntansi, sehingga tidak mempunyai saldo.

C.    Akuntansi Perusahaan Dagang dengan Buku Jurnal Khusus

          Dalam perusahaan dagang yang mempunyai aktivitas pembelian dan penjualan secara kredit dan tunai diperlukan buku jurnal khusus paling tidak mencakup sebagai berikut:
a. Buku Pembelian (Purchases Jurnal)
Buku jurnal pembelian adalah buku jurnal khusus untuk mencatat transaksi pembelian kredit. Bentuk buku jurnal pembelian dalam suatu perusahaan dapat berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
b.   Buku Penjualan (Sales Journal)
Buku jurnal penjualan adalah buku jurnal khusus untuk mencatat transaksi penjualan kredit. Bentuk buku jurnal penjualan dalam suatu perusahaan dapat berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
c.    Buku Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal)
Buku penerimaan kas dipergunakan untuk mencatat transaksi penjualan tunai (on cash). Penerimaan piutang usaha dan penerimaan kas dari sumber-sumber lainnya.
d.   Buku Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)
Buku pengeluaran kas dipergunakan untuk mencatat transaksi pembelian tunai (on cash), pembayaran utang usaha dan pembayaran kas untuk kegiatan lainnya.
e.    Buku Jurnal Umum (General Journal)
Buku jurnal umum atau dikenal juga dengan nama buku jurnal memorial merupakan buku untuk mencatat transaksi yang tidak dapat dicatat dalam buku jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan buku jurnal pengeluaran kas.
Buku Pembantu (Subsidiary Ledger)
Dalam proses akuntansi ada beberapa akun yang mempunyai karakteristik yang sarna dan merupakan rincian dari salah satu akun yang ada di buku besar. Akun-akun rincian tersebut ditampung dalam sebuah buku yang dinamakan buku pembantu (subsidiary ledger). Dengan perkataan lain, buku pembantu adalah buku yang memuat akun-akun rincian dari akun buku besar dan disebut sebagai akun pembantu (subsidiary accounts). Sedangkan, akun buku besar yang memiliki rincian akun dalam buku pembantu dinamakan akun pengendali (controlling account). Jumlah
buku pembantu dalam sebuah perusahaan disesuaikan kebutuhannya masing-masing.




BAB IX
AKUNTANSI
TRANSAKSIPENYESUAIAN
Bab inime mencakup penyesuaian untuk akun persediaan barang
dagang (merchadise inventory); persediaan perlengkapan (supplies);
penyusutan aktiva tetap (depreciation offixed asset);
beban yang masih harus dibayar (accured expenses) pendapatan
yang masih harus diterima (accured income) beban dibayar dimuka
(prepaid expenses); pendapatan diterima di muka (unearned income);
penaksiran piutang tak tertagih(bad debt); penyesuaian saldo kas
dengan rekening koran.
AKUNTANSI
TRANSAKSI PENYESUAIAN
Pada akhir periode akuntansi, ada kemungkinan pencatatan yang telah dilakukan
memiliki saldo yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak sesuai dengan apa yang
seharusnya. Transaksi penyesuaian dapat terjadi disemua jenis perusahaan, dengan tujuan untuk memberikan informasi yang seharusnya diterima oleh para pemakai informasi tersebut. Transaksi
penyesuaian pada umumnya terjadi pada hal-hal berikut.
1. Persediaan Barang Dagang (Merchadise Inventory).
Penyesuaian akun persediaan barang dagang dilakukan karena catatan dan keadaan fisik persediaan terjadi perbedaan. Ini biasanya dilakukan terhadap akun persediaan dagang dalam pencatatan dengan metode perpetual. Penyesuaian  atas akun Persediaan Barang Dagang yang dilakukan berdasarkan metode pencatatan periodik/ fisik (periodical/ physical  method), artinya akun persediaan barang akan diisi berdasarkan pada hasil perhitungan (stock taking atau stock opname) fisik yang ada. Biasanya dilakukan pada akhir periode akuntansi. Penyesuaian dapat dilakukan dengan menggunakan akun “Ikhtisar Laba Rugi/ Income Summary" atau akun "Beban Pokok Penjualan/ Cost of Goodss Sold"

2.Persediaan Perlengkapan (Supplies).
            Pada umumnya saat pembelian atau perolehan perlengkapan (supplies) dicatat sebagai persediaan. Untuk itu, pada akhir periode akuntansi harus diketahui nilainya melalui perhitungan fisik (stock opnamei, jika digunakan physical method dalam metode pencatatannya, dan dilakukan perhitungan perlengkapan yang telah digunakan sebagai pendapatan perlengkapan. Dengan kata lain, jika pembelian perlengkapan
dicatat sebagai persediaan, maka pada akhir periode akuntansi akan timbul “Beban Perlengkapan", dengan nilai sebesar perlengkapan yang telah digunakan. Jika pembelian perlengkapan dicatat sebagai "Beban Perlengkapan", maka pada akhir periode akuntansi akan timbul akun "Persediaan Perlengkapan", dengan nilai sebesar nilai perlengkapan yang masih ada.
            Ayat jurnal penyesuaian untuk perlengkapan ini tidak berlaku apabila akuntansi persediaan perlengkapan dilakukan dengan metode perpetual. Karena dalam metode ini setiap mutasi perlengkapan toko pada saat perolehan dan penggunaannya dilakukan pencatatan; artinya sudah dilakukan transaksi normal. Metode ini, nilai pendapatan perlengkapan sudah diketahui sejak penggunaannya. kecuali terjadi perbedaan nilai antara pencatatan dan nilai hasil perhitungan fisiknya (stock opname).

3. Penyusutan Aktiva Tetap (Depreciation of Fixed Asset)

4. Beban yang masih harus dibayar (Accured Expenses).
 Beban yang masih harus dibayar baru diketahui setelah dilakukan inventarisasi utang-utang perusahaan baik yang menyangkut utang usaha, utang beban dan utang-utang lainnya. Pada akhir periode akuntansi biasanya ada jasa-jasa yang telah dinikmati dari pihak lain, namun belum dilakukan pembayaran kompensasinya sehingga bagi pengguna atau perusahaan yang menggunakan jasa tersebut dibebani utang yang harus diselesaikan pembayarannya di kemudian hari. Kondisi ini menimbulkan utang beban; dan beban yang bersangkutan harus dilakukan penyesuaian pencatatannya dengan kondisi nyata ini.

5. Pendapatan yang masih harus diterima (Accured Income).
Pendapatan yang masih harus diterima baru diketahui setelah dilakukan inventarisasi piutang-piutang perusahaan baik yang menyangkut piutang usaha, piutang pendapatan dan piutang lainnya. Pada akhir periode akuntansi biasanya jasa-jasa yang telah dinikmati oleh pihak lain, namun belum diterima pembayaran kompensasinya sehingga bagi pengguna atau perusahaan yang memberikan jasa tersebut memiliki piutang yang akan diterimanya di kemudian hari. Kondisi ini
menimbulkan piutang pendapatan, dan pendapatan yang bersangkutan harus dilakukan penyesuaian pencatatannya dengan kondisi nyata ini.

6. Beban dibayar dimuka (Prepaid Expenses).
`           Ada dua cara untuk mencatat beban yang diterima di muka, yaitu pendekatan Neraca dan pendekatan Laba-Rugi.
a.          Pendekatan Neraca
     Pada pendekatan neraca, beban yang dibayar di muka dicatat dalam akun neraca,yaitu akun "Beban Dibayar Di muka".
b.         Pendekatan Laba-Rugi
                    Pada pendekatan Laba-Rugi. Beban yang diterima di muka dicatat dalam akun Laba-Rugi, yaitu akun "Beban ... ….."

7. Pendapatan diterima di muka (Unearned Income).
a.      Pendekatan Neraca
Pada pendekatan neraca, pendapatan yang diterima di muka dicatat dalam akun neraca, yaitu akun "Pendapatan Diterima di Muka". Akun ini termasuk dalam  kelompok utang.
b.      Pendekatan Laba-Rugi
Pada pendekatan laba-rugi, pendapatan yang diterima di muka dicatat dalam
akun laba-rugi, yaitu akun "Pendapatan ... ".

8. Penaksiran Piutang tak tertagih (Bad Debt).
Dalam dunia usaha dikenal adanya prinsip utang-piutang, di mana transaksi jual beli dengan pembayaran kemudian; bahkan terjadi pinjam-meminjam aset dengan pengembalian atau pembayaran kemudian. Secara normal, utang-piutang yang bersangkutan akan diselesaikan tepat pada waktu yang telah disepakati. Namun, bisa saja terjadi adanya utang-piutang yang macet. Ada berbagai hal yang mengakibatkan utang-piutang tidak dapat diselesaikan, sehingga kondisi piutang yang macet dikategorikan sebagai kerugian piutang (bad debt/piutang jelek). Setiap perusahaan biasanya pada akhir periode akuntansi akan memperhitungkan piutang yang dihapuskan atau piutang yang diragukan untuk diterima pembayarannya. Untuk pencatatan yang berkaitan dengan utang-piutang harus dilakukan penyesuaian. Ada dua kondisi tentang kerugian utang-piutang, yaitu diketahui oleh kedua belah pihak(debitur & kreditur) dan tidak diketahui oleh pihak yang mempunyai utang (debitur)
1.       Kerugian piutang tidak diketahui oleh debitur

Perusahaan pada akhir periode akuntansi menginventarisasi piutang-piutang yang diperkirakan tidak dapat bagi debitur-debitur yang nakal atau sudah tidak diketahui
alamatnya. Maka, ini akan menimbulkan kerugian piutang, namun kondisi ini tidak
diberitahukan kepada debitur yang bersangkutan. Maka penyesuaian atas piutang
biasanya hanya dilakukan oleh pihak yang memiliki piutang yang dihapuskan
atau piutang yang diperkirakan macet pembayarannya, sehingga pada saat terjadi
penyesuaian tersebut akan dicatat dalam ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
                                    Dr Kerugian Piutang (Bad Debt)                                        Rp xxxx
                                    Cr Cadangan Kerugian Piutang (Allowance for Bad Debt)                 Rp xxxx

Apabila piutang yang diragukan penerimaannya dihapusakan maka ayat jurnal
adalah sebagai berikut.

Dr Cadangan Kerugian Piutang (Allowance for Bad Debt)     Rp xxxx
Cr Piutang Usaha                                                                     Rp xxxx

2.      Piutang yang diragukan untuk dapat ditagih, karena kebijakan akuntansi,
1 % x Rp 24.000.000,--- = Rp 240.000,- merupakan transaksi penyesuaian, dan
jurnalnya adalah sebagai berikut.
                    Dr Kerugian Piutang                             Rp 240.000,-
                    Cr                                   Cadangan Kerugian Piutang                   Rp 240.000,-
3.      Piutang yang dihapuskan senilai Rp 1.000.000,- sebagai hasil kebijakan manajemen
merupakan transaksi normal, yang dapat terjadi kapan saja. Ayat jurnalnya
adalah:
        Dr Cadangan Kerugian Piutang             Rp 1.000.000,-
        Cr                                                           Piutang Usaha                            Rp 1.000.000,-























Penyesuaian saldo kas dengan rekening koran

Perusahaan yang memiliki uang di Bank, besar kemungkinan terjadi perbedaan antara catatan perusahaan atas simpanannya di bank dengan catatan menurut bank yang dilaporkan dalam rekening koran setiap bulannya. Untuk itu, pada akhir periode akuntansi perusahaan akan selalu mencari saldo kas yang benar agar informasi yang disampaikan sesuai dengan kenyataan. Proses penyamaan saldo Kas dan saldo Bank  disebut dengan rekonsiliasi

Catatan untuk diperhatikan

Untuk tujuan memenuhi prinsip konsistensi dan dapat memperbandingkan informasi keuangan, maka ayat jurnal penyesuaian yang menimbulkan akun neraca harus dilakukan penyesuaian kembali (readjustment), yaitu dilakukan ayat jurnal pembalik (reversing entries) dengan cara mendebit akun yang dikredit dalam ayat jurnal penyesuaian; dan mengkredit akun yang ada didebit ayat jurnal penyesuaian. Misalnya, ayat jurnal yang berkaitan dengan beban yang belum dibayar dan beban
dibayar di muka atau pendapatan yang belum diterima dan pendapatan diterima di muka, dengan kebijakan akuntansi semua beban yang dibayarkan (sudah atau belum jadi beban) dicatat sebagai "Beban" dan pendapatan yang diterima (sudah atau belumjadi pendapatan) dicatat sebagai "Pendapatan".

Untuk mengetahui kebijakan akuntansi mengenai pengakuan beban dan pandapatan yang diterapkan oleh perusahaan dapat dilihat dari neraca saldonya. Jika dalam neraca saldo terdapat akun Beban dan akun Pendapatan dan kedua akun ini memiliki nilai uang, maka perusahaan menetapkan kebijakan akuntansi bahwa beban yang dibayar dan pendapatan yang diterima diperlakukan sebagai beban dan sebagai pendapatan. Apabila dalam neraca saldo terdapat akun Beban Dibayar Di Muka dan akun Pendapatan Diterima Di Muka, serta kedua akun ini merniliki nilai uang, maka perusahaan menetapkan kebijakan akuntansi bahwa beban yang telah dibayarkan dan pendapatan yang telah diterima diperlakukan sebagai aset (piutang beban) dan utang (utang pendapatan). Apabila dalam neraca saldo terdapat keempat jenis akun di atas, maka perusahaan menetapkan kebijakan akuntansi yang tidak konsisten, dan ini tidak dibenarkan.


BAB X
AKUNTANSI
PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Akuntansi manufaktur adalah akuntansi yang berkaitan dengan proses pengolahan
bahan baku menjadi produk jadi
(finished goods). Untuk perusaahaan jenis ini, diterapkan
akuntansi biaya
(cost accounting). Oleh karena itu, bab ini akan memperkenalkan sekilas
tentang akuntansi.

A.Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan biaya pabrikasi, dan penjualan produk dan jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadap hasil-hasilnya. Pengertian ini memberikan panduan bahwa akuntansi biaya merupakan salah satu bagian dari akuntansi keuangan, yang mempunyai objek biaya.
Akuntansi biaya merupakan suatu sistem dalam rangka mencapai tiga tujuan, yaitu:

1.                  menentukan harga pokok produk atau jasa,
2.                  mengendalikan biaya,
3.                  memberikan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan tertentu.

Untuk membuat suatu produk atau memberikan jasa diperlukan pengorbanan sumber ekonomis, yang dapat diperhitungkan dengan nilai uang. Untuk menghitung komulasi biaya secara sistematis dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan diperlukan ilmu pengetahuan. Akuntansi biaya menyediakan cara-cara tersebut.

Harga pokok produk atau jasa yang dihitung secara akurat, dicatat dan disajikan dalam laporan baik untuk tujuan internal maupun tujuan ekternal dapat dijadikan panduan apakah biaya yang telah dikeluarkan dan diperhitungkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Realisasi dan standar biaya diperbandingkan sehinga dapat diketahui selisih (variances) untuk dapat dianalisis apakah selisih tersebut menguntungkan (favorable) atau tidak menguntungkan (unfavorable). Selisih tersebut dalam batas kewajaran atau melebihi batas kewajaran. Proses ini didukung dengan data dari informasi akuntansi biaya. Pada proses ini akuntansi biaya mempunyai fungsi sebagai alat pengendali biaya.

Penentuan harga pokok produk atau jasa dan pengendalian biaya dibutuhkan data yang akurat dan dapat dipercaya, sehingga keputusan yang diambil lebih menguntungkan. Data yang diperlukan, antara lain berasal dari informasi yang dihasilkan akuntansi biaya. Akuntansi biaya memberikan informasi kepada, pihak manajernen khusunya dalam rangka pengambilan keputusan dalam bidang penentuan harga jual, perencanaan pengembangan produk, pasar, penerimaan pesanan, bahkan memberikan
informasi untuk menilai kinerja bagian/ devisi ditinjau dari segi efektivitas dan efisiensi
biaya bagian atau divisi yang bersangkutan. Kesalahan dalam memberikan informasi
tentang biaya, berakibat fatal; misalnya produk atau jasa tidak dapat bersaing.

B.      Ruang Lingkup Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya memberikan beberapa hasil akuntansi untuk perencanaan dan pengendalian, khususnya pengumpulan, penyajian dan analisa biaya yang dapat membantu manajemen menyelesaikan tugas-tugas sebagai berikut.

1.     Penyusunan dan pelaksanaan perencanaan dan anggaran untuk operasi pada kondisi ekonomi dan persaingan tertentu.
2.      Menentukan metoda dan prosedur kalkulasi harga pokok.

3.     Menentukan nilai persediaan sebagai dasar, yang mungkin akan mengurangi atau meningkatkan biaya.
4.      Memilih beberapa alternatif yang dapat meningkatkan pendapatan atau menurunkan biaya.


C.     Pengertian Biaya dan Beban

Biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi baik yang berwujud maupun tidak berwujud yang dapat diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau  akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian tersebut mengandung apa yang disebut expired cost (biaya yang telah terjadi), dan unexpired cost (biaya yang belum terjadi). Untuk memperjelas konsep biaya dan klasifikasinya, maka akan dijelaskan
dengan mengemukakan perbedaan antara konsep biaya (cost), beban (expense), harga pokok (at cost), dan kerugian (loss).

Biaya (cost), diartikan sebagai suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang. Biaya yang akan dikeluarkan disebut dengan anggaran (budget).

Beban (expense)adalah biaya yang telah terjadi (expired cost) yang dikurangkan dari penghasilan atau dibebankan pada periode yang bersangkutan, di mana pengorbanan terjadi. Untuk ini dapat berupa uang yang telah dikeluarkan, atau harta/ fasilitas yang telah digunakan dalam rangka memperoleh pendapatan yang diperhitungkan dalam satu peri ode akuntansi di mana pendapatan diperhitungkan atau diakui.

Beban Pokok adalah biaya yang telah terjadi (expired cost) yang belum dibebankan/ dikurangkan dari penghasilan. Harga pokok ini membentuk suatu harta (assets). Pada saat mengeluarkan sejumlah uang atau aktiva yang dapat dinilai dengan uang untuk memperoleh aktiva lainnya maka nilai tersebut disebut harta pokok aktiva yang diperoleh. Istilah lain untuk harga pokok adalah nilai / harga
p
erolehan. Harga pokok suatu aktiva adalah semua nilai uang yang mencakup harga barang dan biaya-biaya yang telah dikeluarkan atau diperhitungkan sampai aktiva but dapat dipergunakan atau dijual kembali. Dalam istilah asing, harga pokok ini ga mengambil terminologi cost, misalnya cost of goods, cost of assets.


D.   Biaya dalam Perusahaan Manufaktur
     Dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat diklasifikasikan menjadi biaya yang berhubungan langsung (direct cost) dengan suatu produk yang dihasilkan, dan biaya yang mempunyai hubungan tidak langsung {indirect cost)dengan suatu produk. Biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan suatu produk dikenal dengan nama Biaya Produksi (Production Cost/Manufacturing Cost/Factory Cost),
Sedangkan biaya yang mempunyai hubungan tidak langsung dengan suatu produk dikenal dengan nama
Beban Komersial (Commercial Expenses). Biaya produksi pada dasarnya  dibagi menjadi tiga jenis, yaitu biaya bahan baku langsung (direct materials), biaya tenaga kerja langsung (direct labor), dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Gabungan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung disebut Biaya Utama (Prime Cost) yaitu biaya yang langsung membentuk produk jadi; tanpa ada salah satu biaya tersebut tidak akan ada produk yang dihasilkan, sedangkan gabungan antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut Biaya Konversi (Conversion Cost), yaitu biaya yang merubah bahan baku menjadi produk jadi (finished goods).

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat secara langsung merubah bahan baku menjadi suatu produk dan pembebanan biayanya dapat ditelusuri pada setiap jenis produk yang dihasilkan.

Biaya Overhead pabrik dapat terdiri dari bahan baku tidak langsung (indirect material), tenaga kerja tidak langsung (indirect labor), dan semua biaya produksi yang tidak dapat dibebankan secara langsung pada suatu produk selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Bahan tidak langsung adalah bahan yang bukan menjadi unsur utama dalam suatu produk, sifatnya hanya sebagai pelengkap atau untuk memperlancar suatu proses produksi. Sedangkan, biaya tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak mempunyai akibat langsung pada pembentukan suatu produk.

Biaya komersial, seharusnya disebut beban komersial (commercial expenses) dapat diklasifikasikan dalam dua jenis sesuai dengan fungsi dalam perusahaan, yaitu beban
pemasaran (marketing/selling expenses), dan beban administrasi umum (general adminstrative expenses). Beban pemasaran adalah semua jenis beban yang berhubungan dengan pelaksanaan dan penjualan produk; sedangkan beban administrasi dan umum adalah semua jenis beban yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan secara keseluruhan. Gabungan antara biaya produksi dan beban komersial disebut biaya operasional (operating cost).

Biaya produksi dilaporkan dalam laporan laba-rugi di bawah pos harga pokok penjualan; dengan kata lain biaya produksi merupakan salah satu unsure harga pokok penjualan (cost of goods sold). Sedangkan biaya omersial dilaporkan dalam laporan laba-rugi di bawah pos biaya operasional (operating expenses). Biaya komersial langsung dibebankan pada periode terjadinya atau pada periode diperhitungkan
sehingga langsung ditandingkan dengan pendapatan. Oleh karena itu biaya komersial langsung disebut sebagai beban (expenses). Harga pokok penjualan dan beban komersial dapat disebut sebagai biaya periodik, artinya biaya yang dibebankan langsung pada periode terjadinya.

Dalam perusahaan, baik perusahaan dagang, perusahaan jasa, dan perusahaan industri jasa dan industri manufaktur, biaya dapat diklasifikasikan biaya yang langsung dapat ditelusuri dan biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung pada produk yang dibiayai. Ini disebut dengan klasifikasi atas dasar produk, juga dapat dilihat dan ditelusuri dari aktivitas yang berhubungan dengan pembuatan atau pengadaan produk atau jasa. Klasifikasi ini didasarkan pada aktivitas. Pendekatan produk merupakan pendekatan konvensional, sedangkan pendekatan aktivitas merupakan pendekatan modern.

Pada pendekatan aktivitas, biaya ditelusuri sejak praproduksi, saat produksi, dan pascaproduksi sampai dengan pascapenjualan, sehingga kinerja suatu produk benar- benar dapat dilihat secara utuh, tidak dilakukan secara parsial. Ini sangat penting bagi perusahaan yang memiliki biaya bergabung untuk berbagai jenis produk yang spesifikasi dan kualifikasinya berbeda. Misalnya dalam perusahaan dagang, satu jenis produk tidak dapat dilihat kinerjanya jika tidak dilakukan penelusuran biaya bergabung, khususnya biaya komersial.





E.      Proses Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya tidak menambah tahap proses dalam akuntansi keuangan (Akuntansi Umum). Proses akuntansi biaya, sarna dengan proses akuntansi yang dibahas dalarn bab terdahulu, hanya dalarn akuntansi biaya akan menarnbah rekening buku besar berupa rekening Persediaan Bahan, Upah dan Gaji, Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya, Biaya Overhead Pabrik Dibebankan, Barang Dalam Proses, Persediaan Barang Jadi dan rekening-rekening lain yang berhubungan dengan selisih biaya produksi.

Dalam proses akuntansi biaya objek yang menjadi perhatian adalah biaya dikhususkan biaya produksi karena dianggap paling kompleks.
F.      Laporan Keuangan Dalam Perusahaan Industri
Pada dasarnya laporan keuangan dalam perusahaan industri tidak berbeda dengan rusahaan lainnya. Akan tetapi, ada beberapa tambahan, baik dalam akun yang
porkan maupun format isi laporannya, yaitu sebagai berikut.

1.      Laporan Laba-Rugi akan ditambah dengan Laporan Beban Pokok Penjualan yang
mencerminkan perhitungan biaya produksi.

2.      Dalam Laporan Neraca terdapat akun persediaan terdiri atas:
o   persediaan Bahan,
o   persediaan Barang Dalam Proses,
o   persediaan Produk Jadi.

3.      Laporan Perubahan Modal atau Laporan Laba Ditahan tidak mengalami perubahan
Hubungan biaya persediaan dan biaya periodik dalam laporan neraca dan laporan
laba-rugi tampak sebagai berikut
Penyajian laporan arus kas perusahaan manufaktur tidak berbeda dengan
laporan arus kas jenis perusahaan lain. Perbedaan hanya terletak jenis penerimaan
dan pengeluarannya yang lebih luas dalam perusahaan manufaktur dibandingkan
perusahaan lainnya.


BAB XI
AKUNTANSI TUNGGAL (SINGLE ENTRY)
A.   Pengertian dan Ruang Lingkup Akuntansi Tunggal
Dalam dunia usaha terutama sebagai pengusaha kecil dalam menengah terkadang melakukan pencatatan transaksi keuangannya tidak mempunyai pola tertentu. Mereka melakukan pembukuannya atas dasar kepentingan diri sendiri dan masih bersifat konvensional. Ini dilakukan karena keterbatasan pengetahuannya, dan menganggap bahwa akuntansi merupakan pekerjaan yang amat rumit. Akuntansi seperti ini merupakan praktik pembukuan yang sudah ada sejak lama, dan yang pertama kali dipergunakan walaupun tetap tidak sistematis; juga merupakan cikal bakal adanya akuntansi ganda (double entry). Untuk kondisi ini, para ilmuwan mengakomodasi praktik akuntansi konvensional menjadi lebih sistematis dan dituangkan dalam teknik pembukuan tunggal, yang disebut akuntansi tunggal (single entry).

Single entry dapat diartikan suatu proses pencatatan transaksi keuangan dalam bentuk satu kali pencatatan. Di sini tidak ada jurnal dan tidak ada buku besar yang sistematis. Dalam Undang-Undang Perpajakan, yang disebut dengan "pencatatan", yaitu proses administrasi keuangan yang menitikberatkan pada minimal tentang peredaran bruto dalam rangka untuk menentukan dasar perhitungan pajak penghasilan. Dalam proses akuntansi tunggal, setiap transaksi hanya dicatat untuk satu sisi, misalnya penjualan barang dagang hanya dicatat dalam "buku catatan
penjualan" bukan "buku jurnal penjualan", yang tidak mencerminkan sisi "debit" dan sisi "kredit".
Walaupun dalam akuntansi tunggal tidak dilakukan pencatatan dalam buku jurnal dan buku besar, namun dapat juga disusun laporan keuangannya (laporan laba-rugi, perubahan ekuitas, dan neraca); karena memang laporan keuangan dapat disusun tanpa data dari pencatatan yang sistematis. Pada akuntansi tunggal ini, laporan keuangan tetap akan mengacu pada prinsip-prinsip dasar yang tertuang dalam standar akuntansi keuangan
B.      Tunggal

            Akuntansi tunggal biasanya dipergunakan dalam perusahaan dagang, jasa atau industry yang memiliki transaksi relatif sedikit; atau industry/usaha kecil yang belum disyaratkan untuk melakukan akuntansi ganda (doub1e entry) oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Walaupun perusahaan sejenis ini menggunakan akuntansi tunggal, namun untuk pembukuan keuangannya dapat dipenuhi karena dapat disusun laporan keuangan yang dibutuhkan dalam analisa kredit.
            Pada saat ini hampir semua pedagang, penyedia jasa, dan industry kecil melaksanakan pencatatan atas transaksi keuangan dalam berbagai bentuk dan mereka sangat membutuhkan pembukuan yang sederhana namun dapat memberikan informasi kemajuan usahanya. Sebagai pembelajaran, akuntansi tunggal merupakan bentuk yang ideal dalam rangka menuju praktek akuntansi yang berlaku umum. Akuntansi tunggal memberikan wawasan dalam rangka membina kesadaran para pelaku bisnis mikro, kecil dan menengah akan pentingnya akuntansi.

C.      Dokumen Transaksi

Dokumen transaksi dapat berupa dokumen yang paling sederhana (tidak standar) sampai dokumen yang memiliki standar atau sudah baku.
1     Dokumen transaksi yang sedehana. Dokumen ini dipergunakan untuk merekam transaksi yang tidak memerlukan nota atau faktur karena transaksi relatif kecil.
2     Nota, yaitu formulir untuk merekam transaksi penjualan perjenis barang dan atau perkonsumen yang bukan pengusaha kena pajak.
3     Faktur Pajak, yaitu faktur yang dikeluarkan oleh pengusaha kena pajak (PKP). Faktur ini ada yang standar dan ada yang sederhana. Jika pembeli adalah PKP, maka selayaknya meminta faktur pajak standar, agar pajak masukannya dapat dikreditkan, artinya dapat dikurangkan dari pajak keluaran (pajak atas penyerahan barang kena pajak).
4     Kuitansi, yaitu formulir yang dipergunakan sebagai bukti penerimaan uang.
5     Gulungan Cash Register, yaitu struk dari cash register sebagai bukti penjualan barang dagang dan atau jasa.
Formulir-formulir di atas apabila telah diisi dengan transaksi keuangan, maka disebut dengan dokumen transaksi.

D.   Buku Catatan

Buku catatan harian merupakan tempat untuk merekam transaksi yang terjadi dalam satu tanggal atau satu hari. Buku ini diisi dari hasil rekapitulasi dokumen yang telah disortir, artinya dokumen yang satu jenis bundel menjadi satu rekapitulasi, kemudian dimasukkan dalam buku harian yang berkaitan. Setiap akhir bulan, nilai yang ada dalam buku catatan dijumlahkan sehingga dapat dibuatkan rekapitulasi bulanan, yang sangat bermanfaat untuk tujuan perencanaan dan pelaporan pajak. 

Buku catatan harian dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu: buku kas, buku penjualan, buku pembelian, dan buku catatan harian umum. Penyajian buku-buku tersebut dapat terpisah, namun dapat pula digabungkan
Glosarium
Accruals/matching, Konsep ini memberikan panduan bahwa pendapatan dan beban dilaporkan untuk periode yang sama, Misalnya beban pokok penjualan (cost of goods sold) dilaporkan bersamaan dengan penjualan (sales). Beban selalu dibandingkan dengan pendapatan yang relevan untuk periode yang relevan pula.

Akun (account) atau pos atau rekening atau perkiraan adalah formulir yang dipergunakan untuk mencatat perubahan harta, utang, ekuitas, pendapatan, dan beban.

Akun nominal (nominal accounts) atau akun temporer (temporary accounts), yaitu akun- akun yang terdapat dalam laporan laba-rugi dan hanya memiliki nilai nominal tidak
ada wujudnya. Wujud dari akun ini ada di akun neraca. Akun ini hanya dipergunakan dalam satu periode akuntansi, karena akun ini akan ditutup, sehingga pada awal tahun buku berikutnya tidak memiliki saldo. Oleh karena itu, akun ini bersifat temporer. Akun ini terdiri dari akun pendapatan atau laba / keuntungan dan akun beban, kerugian atau akun rugi. Akun sering disebut juga dengan nama "akun Laba-Rugi".

Akun riil (Real accounts) atau akun permanen (permanent account), yaitu akun-akun yang terdapat dalam laporan neraca, sehingga disebut juga "akun neraca". Akun ini merupakan akun yang ada wujudnya atau dapat dirasakan wujudnya (riil) dan dipergunakan terus selama akun tersebut mempunyai nilai. Akun ini memiliki saldo (balance), sehingga disebut dengan akun permanen. Akun ini terdiri dari akun asset (harta) atau aktiva, akun kewajiban atau utang dan akun ekuitas.

Akuntan manajemen, yaitu akuntan yang bergerak dalam bidang akuntansi yang bekerja di suatu organisasi atau perusahaan, dan sebagai pelaksana praktik dan pengambil keputusan dalam bidang akuntansi.

Akuntan pendidik, yaitu para sarjana akuntansi yang bekerja sebagai pendidik.
Akuntan publik, yaitu akuntan yang dapat membuka praktik profesi akuntansi untuk memberikan pendapat / opini atas laporan keuangan suatu organisasi atau perusahaan yang diperiksanya. Akuntan ini merupakan pimpinan atau anggota (partner) dari suatu kantor akuntan publik (KAP).
Akuntansi biaya (cost accounting), yaitu akuntansi yang memproses biaya sebagai objeknya baik biaya produksi maupun biaya operasional lainnya.
Akuntansi keuangan (financial accounting) atau sering disebut akuntansi umum (general accounting), yaitu akuntansi dengan tujuan untuk menghasilkan informasi untuk pemakai eksternal. Akuntansi ini merupakan dasar untuk implementasi spesialisasi akuntansi lainnya.
Akuntansi manajemen (management accounting), yaitu akuntansi yang dipergunakan untuk menghasilkan informasi untuk pemakai internal.
Akuntansi merupakan siklus kegiatan pencatatan dan pelaporan, yang di dalamnya terdapat proses yang diawali dengan pencatatan dan diakhiri dengan pelaporan.
Akuntansi pajak (tax accounting), yaitu akuntansi yang dipengaruhi oleh peraturan perundang- undangan perpajakan.

Akuntansi pemerintahan (govarmental accounting), yaitu akuntansi yang diterapkan dalam sektor pemerintahan atau sektor publik.

Akuntansi penganggaran (Budgeting), yaitu bidang ilmu akuntansi yang menitikberatkan
pada proses penganggaran dan penetapan anggaran.

Akuntansi proses pengidentifikasian data keuangan, pengolahan dan penganalisaan data
yang relevan untuk diubah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pembuatan
keputusan akuntansi juga diartikan sebagai "Suatu disiplin yang menyediakan
informasi keuangan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan
mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi".

Akuntansi sosial (social accounting), yang juga disebut dengan akuntansi lingkungan (greening accounting), yaitu akuntansi yang memfokuskan pada kebijakan dan gejala-gejala sosial
dan lingkungannya.
Akuntansi syariah (shar'I accounting), yaitu akuntansi yang memfokuskan pada prinsip- prinsip syariah Islam, di mana tidak hanya berorientasi pada profit (profit oriented), namun juga berorientasi pada falah/kebahagiaan (falah oriented). Akuntansi syariah ini mempunyai banyak cabangnya misalnya akuntansi zakat, akuntansi wakaf, dan akuntansi dana social lainnya.

Auditing, yaitu bidang akuntansi yang memfokuskan pada proses dan prosedur pemeriksaan
hasil-hasil atau informasi akuntansi.

Auditor, yaitu orang yang mempunyai keahlian dalam bidang akuntansi yang bekerja
sebagai pemeriksa laporan keuangan. Auditor tidak harus akuntan, namun siapa saja
yang memiliki keahlian (kompetensi) dalam bidang akuntansi dan auditing. Auditor
diklasifikasikan dalam dua golongan, yaitu auditor eksternal (independen) dan auditor
internal
(internal auditor).

Ayat jumal penutup ialah ayat-ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup akun-akun sementara (temporary accounts) atau akun nominal (nominal account).

Badan usaha adalah lembaga atau organisasi yang melakukan kegiatan yang mengerakkan
tenaga, pikiran dan peralatan untuk mencapai sesuatu.

Bagan akun (chart of account) adalah daftar akun yang terdiri paling tidak dari kode akun, dan nama akun.

Bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah suatu bank kepada bank yang bersangkutan
untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekeningnya ke rekening penerima yang
namanya disebut dalam bilyet giro pada bank yang sarna atau bank yang lain. Penerima
bilyet giro tidak bisa menukarkan dengan uang tunai kepada bank yang bersangkutan,
tetapi hanya dapat menyetorkan bilyet giro kepada bank sebagai tambahan simpanan
pada rekeningnya.

Buku dalam akuntansi diartikan sebagai sarana untuk mencatat semua perubahan yang terjadi
dalam keuangan perusahaan, baik harta, utang, ekuitas, pendapatan, beban dan pos
lainnya
. Dari sudut pandang proses akuntansi, buku diklasifikasikan dalam dua jenis,  yaitu: buku catatan pertama (books of original entry) dan buku catatan terakhir (books of final entry).
 Buku Jumal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal) adalah buku harian yang dipergunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran uang tunai.

Buku Jumal Pengeluaran Kas (Cash Receipt Journal) adalah buku harian yang dipergunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan penerimaan uang tunai.

Buku Jurnal Umum, yaitu buku jurnal sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, yang dipergunakan untuk mencatat transaksi yang tidak dapat dicatat dalam buku jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.

Cek (Cheque) adalah surat perintah tidak bersyarat kepada bank untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu surat tersebut diserahkan kepada bank, ditandatangani oleh pihak yang menjadi nasabah suatu bank dan memiliki simpanan pada bank tersebut dalam bentuk giro.
Consistency. Konsep ini mengatakan bahwa proses akuntansi harus dilakukan secara ajeg.
Penggunaan satu metode dari periode ke periode lain harus dilakukan dengan metode
yang sama. Misalnya jika digunakan metode FIFO untuk 2007, maka harus menggunakan metode FIFO untuk periode akuntansi berikutnya. Perubahan penggunaan metode untuk suatu periode harus diungkapkan alasan dan dampak ekonomisnya dalam laporan keuangan dalam catatan atas laporan keuangan.

Cooperative, yaitu usaha bersama melalui keanggotaan, dan bukan dinyatakan sebagai pemegang saham.

Corporation yaitu usaha korporasi di mana usaha untuk mencari keuntungan komersial dengan kewajiban terbatas.

Dapat Dibandingkan. Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antarperiode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.

Dapat Dipahami. Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.

Duality. Konsep ini merupakan prinsip yang fundamental dalam sistem double entry bookkeeping dan menyatakan bahwa setiap transaksi mempunyai dampak ganda (dual) terhadap posisi keuangan yang dicatat dalam akun-akun; satu sisi didebit dan satu sisi dikredit.
Entitas akuntansi merupakan satu kesatuan unit us aha yang ada dalam suatu organisasi pemerintahan yang menyelenggarakan akuntansi untuk dikonsolidasikan dengan akuntansi entitas pelaporan.

Entitas Bisnis adalah organisasi legal yang didirikan untuk menyediakan barang atau jasa untuk konsumennya.

Entitas pelaporan merupakan satu kesatuan unit us aha secara keseluruhan dari unit-unit yang ada dalam suatu organisasi atau badan usaha.

Entity, istilah lain adalah business or accounting entity. Konsep ini menyatakan, bahwa perusahaan merupakan suatu entitas (kesatuan usaha) yang terpisah dan berdiri sendiri di luar entitas ekonomi lain.
Faktur, dalam bahasa Belanda factuur (invoice), yaitu bukti penjualan barang dan atau jasa.
Faktur pajak standar adalah faktur pajak yang dibuat oleh pengusaha kena pajak dengan format dan isi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
General partnertships (keanggotaan secara bebas).

Going concern Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan diasumsikan terus hidup, berlanjut
terus, tidak akan bubar atau dibubarkan.

Historical Cost Konsep ini didasarkan pada anggaPan bahwa biaya yang telah terjadi merupakan
konsep yang relevan untuk menilai suatu aktiva, dan yang harus tampak.

Keandalan. Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas
andal jika bebas dai pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat
diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur
(faithful representation)
dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Informasi mungkin relevan tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan
maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya,
jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum
masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui
jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk
mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut
.

Kelengkapan. Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam
batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan
(omission)
mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak
dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi .

Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat. Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih
merupakan kendala yang pervasif daripada karakteristik kualitatif. Manfaat yang
dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunan. Namun demikian,
evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial
. Biaya
tersebut juga tidak perlu harus dipikul oleh pemakai informasi yang menikmati
manfaat.
.Manfaat juga mung kin dinikmati pemakai lain disamping mereka yang
menjadi tujuan informasi; misalnya, penyediaan informasi lanjutan kepada kreditor